Konsep Stakeholder
(pemangku kepentingan perusahaan)
Pengenalan terhadap
konsep lingkungan organisasi perusahaan yang berkembang sejalan dengan
berkembangnya pendekatan system dakam manajemen, telah mengubah cara pandang
manajer dan para ahli teori manajemen terhadap organisasi, terutama mengenai
bagaimana suatu organisasi perusahaan dapat menacapai tujuannya secara efektif.
Melalui pengakuan terhadap berbagai elemen di lingkungan luar perusahaan yang
akan berpengaruh terhadap efetifitas peencapaian tujuan. Para peneliti di
Stanford Research Institute (SRI) memepertkenalkan konsep stakeholder pada
tahun 1963 (Freeman dan Reid. 1983: 89) yang mula-mula merujuk pada pengertian
:
“those groups without whose support the organizing would
cease to exist”
(berbagai kelompok tertentu tanpa dukungan mereka perusahaan akan terhenti)
(berbagai kelompok tertentu tanpa dukungan mereka perusahaan akan terhenti)
Freeman (1984: 46), mendefinisan stakeholder sebagai
“setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
pencapaian tujuan perusahaan” pada awalnya yang dimaksud dengan stakeholder
mencangkup para pemegang saham (share owner), para karyawan(employer), para
pelanggan (customers), para pemasok (supplier), dan para pemberi pinjaman
(lenders) dan masyarakat luas (society).
Berbagai gerakan yang terjadi selama tahun 1960-an sampai
tahun 1970-an , seperti: gerakan untuk menuntut hak-hak sipil (civil rights),
gerakan anti perang, gerakan konsumerisme (consumersm), gerakan aktivis
lingkungan hidup (environmentalism), dan gerakan untuk memperjuangkan hak-hak
perempuan (women’s right) telah menjadi katalis untuk meninjau kembali peran
perusahaan bisnis dalam masyarakat. Ansoff (Freeman dan Reid. 1983) menekankan
pentingnya pengelola perusahaan untuk menyeimbangkan berbagai klaim yang
bertentangan dari para stokeholder terhadap aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Sedangkan Dill (Freeman dan Reid, 1983) menekankan pentingnya
memperhitungkan peran yang dapat dilakukan stakeholder dalam mempengaruhi
keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan. Dalam kaitan ini, Dill
menyatakan:
For
a long time, we have assumed that the views and the inititive of stakeholders
could be dealt with as externalities to the strategic planning and management
process: as data to help management shape decisions, or as legal and social
constraint to limit them. We have been reluctant, though, to admin the idea
that some of these outside stakeholder influence toward stakeholder
participation.
(Sekian lama kita
menganggap para pemangku kepentingan dapat diperlakukan sebagai factor yang
berada diluar perencanaan strategik dan proses manajemen, yakni hanya sebatas
sebagai data yang akan membantu manajamen membuat keputusan atau hanya sebagai
tatanan hokum yang akan membatasi perencanaan strategic atau proses manajemen. Meskipun
terpaksa, pada akhirnya kita harus mengakui ide yang menyatakan bahwa para
pemangku kepentingan diberi peran aktif dalam pembuatan keputusan yang dibuat
manajemen. Terlebih pada saat ini dimana kita tidak hanya memperhatikan
pengaruh para pemegang saham tetapi juga partisipasi para pemangku
kepentingan).
Pada tahun 1962, Rachel
carson menulis buku yang berjudul Silent
Spring. Di dalam buku tersebut Carson yang memiliki latar belakang keahlian
di bidang biologi laut menjelaskan pengaruh buruk penggunaan Dichiloro Diphenyl
Trichloroethane Trich (disingkat DDT) terhadap manusia dan lingkungan hidup
(terutama binatang liar seperti burung) Berdasarkan penelitian yang
dilakukannya sejak paruh waktu terakhir tahun 1950-an, Carson berpendapat bahwa
penggunaan DDT dalam jumlah yang besar sebagaimana yang dilakukan di Amerika
Serikat pada saat itu dapat memicu penyakit kanker pada manusia serta
mengakibatkan cangkang telur unggas
menjadi lembek dimana hal tersebut mengakibatkan kematian unggas-unggas liar.
DDT
sendiri pertama kali dibuat pada tahun 1874, tetapi kemampuannya sebagai
insektisida baru ditemukan pada tahun 1939. Fungsi DDT sebagai insectisida terutama
banyak digunanakan oleh para tentara yang banyak diterjunkan ke medan perang,
dimana DDT dapat membunuh berbagai serangga yang menjadi vector penyebaran
berbagai penyakit seperti malaria, tipus, dan berbagai penyakit lainnya yang
ditularkan oleh serangga.
Karya
carson telah menjadi tonggak dalam gerakan lingkungan hidup (environmental
movement) dan mendorong pelarangan penggunaan DDT pada tahun 1972 di sebagian
besar wilayah di Amerika Serikat.
Bayangkan
apa yang akan menimpa perusahaan anda bial perusahaan anda adalah produsen DDT?
Jawaban yang pasti adalah perusahaan anda akan mengalami kerugian jutaan dollar
akibat adanya larangan penggunaan DDT terutama untuk memberantas nyamuk yang
menjadi vector penyebaran penyakit malaria. Dalam salah satu argumennya yang
menentang kesimpulan buku Silent Spring, Robert
White Stephens, seorang juru bicara dari kalangan industry kimia menyatakan, “If man were to follow teachings of Mrs.
Carson, we would return to the Dark Ages, and the insects and diseases and
vermin would once again inherit the earth”
Meskipun
karya Carsonmasih menjadi kontroversi hingga saat ini (sehingga fenomena ini
mendorong aktivis lingkungan lainnya Priscilla Coit Murphy menulis buku
berjudul “What A Book Can Do: The
publication and Reception of Silent Spring”). Satu pelajaran menarik yang
dapat kita ambil darifenomena Silent Spring adalah bagaimana kepentingan
Stakeholder dapat mengahalangi tercapainya tujuan perusahaan.
Studi
kasus diatas menceritakan bagaiamana masyarakat luas memengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keberadaan mereka harus diperhitungkan sebagai
pihak yang memiliki stake (kepentingan) terhadap operasional perusahaan.
Menyadari
adanya realitas baru hubungan antara perusahaan coorporasi dengan stakeholder
Freeman dan Reed (1983 : 91) mengajukan dua rumusan stakeholder , yakni :
stakeholder dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholder), dan
stakeholder dalam pengertian sempi (the narrow sense of stakeholder).
Yang termasuk kedalam
stakeholder dalam pengertian ini mencangkup : kelompok kepentingan public,
kelompok yang melakukan aktifitas protes (protest groups, pegawai pemerintah,
asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan, pelanggan
pada secmen tertentu, dan pemegang saham.
Yang termasuk kedala
kategori stakeholder ini adalah karyawan, pelanggan pada secmen tertentu,
pemasok tertentu, pegawai kunci di pemerintahan, kreditor tertentu, dan
pemegang saham.
1.
Yang termasuk ke dalam kategori inside
stakeholder adalah pemegang saham (share holder), para manager(managers), dan
karyawan (works force).
Pemegang
saham (shareholders) adalah pemilik perusahaan, apabila perusahaan berbentuk
perseroan terbatas. Untuk perusahaan
persekutaun (partnership), pemilik perusahaan adalah para sekutu yang melakukan
penyetoran modal. Sedangkan bagi perusahaan perorangan (single propietorship),
pemilik usahanya adalah pengusaha itu sendiri yang melakukan investasi dengan
menanggung seluruh resiko usaha yang dijalankan.
Para pemilik perusahaan memiliki tuntutan
terbesar terhadap sumber daya perusahaan. Para pemegang saham memberikan
kontribusi kepada perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan atau
mendirikan perusahaan perseroan. Mereka berhak atas keuntungan yang diperoleh
perusahaan, yang dibagikan kepada mereka dalam bentuk dividen maupun keuntungan
yang dapat mereka peroleh karena terjadinya peningkatana harga saham. Para
investor (dalam hal ini pemegang saham) akan menarik dukungannya dari
perusahaan dan memindahkan dana mereka ke investasi yang lebih prospektif,
apabila perusahaan terus merugi.
Para
manager (managers). Manajer merupakan pekerja perusahaan yang bertanggung jawab
untuk mengoordinasi berbagai sumber daya organisaasi dan memastikan bahwa
tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai.
Kontribusi para manajer terhadap
perusahaan adalah berupa berbagai kemampuan dan keahlian yang digunakan untuk
mengelola perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan dari peluang-peluang
usaha dan meminimalisasi resiko dari berbagai ancaman usaha (threats). Misalnya
kemampuan seorang manager untuk membuka pasar global, mengidentifikasi produk
baru yang profitable, menekan biaya produksi atau mengatasi masalah-masalah
teknologi produksi merupakan berbagai kemampuan yang dapat menjembatani
pencapaian tujuan perusahaan.
Berbagai bentuk imbalan seperti gaji,
bonus, maupun saham dan kepuasan psikologis yang mereka peroleh dari kegiatan
mengelola perusahaan, akan mendorong para manager untuk menunjukkan kinerja
terbaiknya. Sebaliknya apabila imbalan dan kondisi kerja yang ada tidak
menarik, kemungkinan manager tersebut akan pindah ke perusahaan lain.
Karyawan
(Workforce). Karyawan meliputi seluruh non manager( nonmanagerial employees).
Karyawan memiliki serangkaian tugas yang harus dilakukan sesuai dengan uraian
jabatan (job description) yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Kontribusi karyawan terhadap perusahaan
adalah melalui pelaksanaan berbagai tugas dan kewajiban yang telah diberikan
kepada mereka, dengan menggunakan berbagai kemampuan dan keahlian yang mereka
miliki.
Motivasi karyawan untyuk melakukan tugas
dengan baik memiliki hubungan denga tingkatan imbalan(reward) dan
hukuman(punishment) yang digunakan perusahaan untuk memengaruhi kinerja mereka.
Karyawan yang merasa bahwa imbalan yang mereka terima tidak sepadan dengan
tugas dan kewajiban yang harus mereka laukan, akan mengurangi kinerja mereka,
bahkan akan berhenti dari perusahaan.
2.
Yang
termasuk kategori outside stakeholders adalah pelanggan (customers), pemasok
(suppliers), pemerintah (government), kreditor(creditors), serikat
pekerja(unions), komunitas local (local communities), masyarakat umum (general
public) (Jones, 1995: 24)
Pelanggan(customers). Pelanggan merupakan kelompok outside
stakeholders yang paling besar jumlahnya. Pelanggan bersedia menukar uang yang
mereka miliki dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Selama mereka
beranggapan bahwa jumlah uang yang mereka bayarkan untuk membeli produk
perusahaan minimal sebanding bahkan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat
atau kepuasaan yang akan mereka terima melalui konsumsi produk perusahaan
Bila produk yang dibuat oelh perusahaan
tidak berhasil memenuhi harapan pelanggan, dapat dipastikan pelanggan tersebut
akan beralih kepada produk yang dihasilkan pesaing.
Pemasok
(Suppliers) semakin tinggi tingkat
persaingan antarindustri, semakin penting pula peran pemasok bagi perusahaan.
Melalui pasokan input yang bermutu disertai dengan harga yang kompetitif,
perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan harga yang bersaing.
Hal ini akan meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk perusahaan,
sehingga akan turut meningkatkan permintaan perusahaan terhadap bahan baku.
Salah satu alasan popularitas mobil jepang dibandingkan
mobil Amerika di mata konsumen adalah bahwa mobil Jepang membutuhkan perbaikan
yang lebih sedikit dibandingakan mobil Amerika. Keandalan ini merupakan hasil
dari penggunaan komponen-komponen kendaraan yang memiliki standar kualitas
tinggi. Selain itu para pemasok mobil Jepang senantiasa melakukan peningkatan
kinerja mereka dalam melakukan pasokan barang sebagai buah dari hasil kerjasama
yang panjang antara pemasok dan pabrikan. Hubungan jangka panjang antara
pemasok dengan perusahaan (pabrik) akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi
jangka panjang bagi kedua belah pihak.
Pemerintah
(government) pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menerapkan berbagai produk
perundang-undangan yang baru dan memengaruhi perusahaan. Sebagai contoh,
berbagai perubahan peraturan perpajakan yang baru telah memengaruhi besaran
pajak penghasilan yang harus di setorkan oleh perusahaan ke Negara. Demikian
halnya dengan diberlakukannya Undang-Undang Lingkungan Hidup yang baru yang
akan member dampak besar bagi perusahaan yang bergerak dalam berbagai industry
seperti industri properti , pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Perusahaan
yang bergerak di bidang industry pendidikan juga akan sangat dipengaruhi oleh
berbagai perubahan dalam berbagai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Berbagai contoh tersebut memperlihatkan besarnya kekuasaan yang dimiliki oleh
pemerintah sebagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap operasionalisasi
perusahaan.
Para
Kreditor (creditors) Kreditor menyediakan sumber daya
keuangan untuk digunakan di dalam kegiatan perusahaan. Sebagaiimbalan terhadap
dana yang dipinjamkan ke perusahaan, pihak bank mengharapkan bunga. Kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga sangat bergantung kepada kinerja keuangan
perusahaan. Oleh sebab itu, para kreditor sangat berkepentingan terhadap
kinerja keuangan yang sehat dari suatu perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar