2
-We’re Gonna Be
Alright-
KARIN tidak berhenti memandang kearah panggung. Ayat
masih menyanyikan She’s gone nya Steel
Heart dengan suaranya yang khas. Penampilan terbaiknya siang ini tentu
sesuai dengan ambisinya untuk menjadi wakil dari kampus yang akan dikirim ke Sulawesi
Barat.
♫She’s gone
Out of my life.
I was wrong.
I’m to blame.
I was so untrue.
I can’t live without her love.♫
Out of my life.
I was wrong.
I’m to blame.
I was so untrue.
I can’t live without her love.♫
---cuplikan“She’s Gone”, Steel Heart
Perlahan beberapa butir air mata menetes dengan
lancarnya dipelupuk mata Karin. Lelaki yang tengah dengan penuh khitmat
bernyanyi didepan itu satu tahun silam masih berada disampingnya sebagai
seorang kekasih dan saat ini, dia dan lelaki itu- sebatas penonton dan
penyanyi- atau seorang peserta dan panitia.
Cinta ternyata sebercanda itu bisa mengubah
posisi dari sangat dekat menjadi – bukan siapa-siapa. Kita- Menjadi antara aku
dan kamu
Cinta juga begitu bercanda ketika mengubah yang
bukan siapa-siapa menjadi segalanya, begitu juga sebaliknya. Namun tak ada arti jika akhirnya juga berhenti dengan segala alasan yang dibuat hanya untuk
mengakhiri sebuah hubungan yang telah dijalin sedemikiannya.
Butir air mata yang tumpah dari sudut mata Karin
siang itu adalah bukti nyata bahwa Ayat masih tersimpan rapi didalam hatinya
sebagai seorang yang tidak bisa digambarkan oleh apapun, sebagai seorang yang
tidak dapat digantikan oleh apapun selama ia mengenal lelaki dalam hidupnya.
Bahkan setelah satu tahun lamanya--
Cinta begitu membutakan mata seorang Karin, ada
banyak yang bisa ia cintai namun tak pernah terlepas pandangan matanya dengan
sesosok yang tengah berada diatas panggung.
♫ Midnight shadows
When finding love is a battle
But daylight is so close
So don't you worry 'bout a thing
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
That every little thing is gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
We decide it
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
In slow motion
Can't seem to get where we're going
But the hard times are golden
Cause they all lead to better days
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
That every little thing is gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
We decide it
We're gonna be alright
We're gonna be alright (ooh baby!)
We're gonna be alright
We're gonna be alright, yeah♫
When finding love is a battle
But daylight is so close
So don't you worry 'bout a thing
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
That every little thing is gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
We decide it
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
In slow motion
Can't seem to get where we're going
But the hard times are golden
Cause they all lead to better days
We're gonna be alright
We're gonna be alright
We're gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
That every little thing is gonna be alright
Baby don't you know
All them tears gon' come and go
Baby you just gotta make up your mind
We decide it
We're gonna be alright
We're gonna be alright (ooh baby!)
We're gonna be alright
We're gonna be alright, yeah♫
--“Be Alright”, Ariana Grande
“We’re gonna be alright ya Yat, Seharusnya” bathin
Karin dalam hati. Mata Karin dan Ayat bertemu untuk beberapa detik dan kemudian
Ayat mengalihkan pandangannya kepada penonton lain dibawah panggung, rasa grogi
dan gugupnya sebelum naik kepanggung beberapa menit lalu telah hilang setelah
melihat betapa antusiasnya penonton atas penampilannya pada lagu pertama tadi.
Karin terus memandang ke arah Ayat setelah
menunduk beberapa detik ketika matanya dan mata Ayat bertemu. Masih dapat
dimaklumi, hatinya yang menyimpan Ayat begitu rapat telah menghancurkan
kepura-puraan tegarnya setahun belakangan hanya untuk menunjukkan bahwa ia akan
tetap berdiri meskipun Ayat membuangnya demi perempuan lain. Janjinya-
Ayat, begitulah orang menyebut namanya. Bernama
lengkap “Reynal Alfaryat”. Seorang yang mempunyai banyak kekurangan namun
sempurna dimata seorang “Alifa Karina Agatta”. Tidak lepas dari kalimat yang
mengagumkan dan membanggakan dari segala sisi kehidupannya. Menjadi alasan
kenapa mimpi tidak jauh lebih indah daripada kenyataan ketika bersama dengan
seorang Ayat.
Kau
sempurna. Jika aku menghalangi kebersinaranmu untuk sukses maka meninggalkanmu
akan kulakukan dan kuikhlaskan demi terciptanya kehidupan impianmu meskipun itu
telah membunuh kebahagiaan dan impianku
Kau
sempurna, Jika akhirnya aku tidak pantas mendampingimu maka pilihlah pendamping
yang sepantasnya mampu kau banggakan dalam setiap kehidupannya. Aku hanya
seorang yang akan selalu bangga dan mendukungmu, sampai kapanpun kau inginkan-
Jika
tetes hujan hadir hanya untuk merendam sebuah perkampungan maka apakah kemarau
panjang menjadi doa yang akan mereka panjatkan? Tentu tidak.
Jika
matahari bersinar hingga panasnya terasa di ubun-ubun lantas apakah manusia
berharap matahari tidak akan pernah muncul lagi? Tentu tidak.
Itu yang
tidak pernah bisa kumengerti—aku, kamu, takkan pernah baik Jika menjadi kita.
Lalu apakah aku lantas berharap akan ada orang lain yang bisa menggantikan
tempatmu? Kau tentu tau jawabannya-
...
♫ Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
kau membuat diriku akan slalu memujamu
Disetiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupmu tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak kan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu kuakan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Oh sayangku Kau begitu, Sempurna ♫
Dimataku kau begitu indah
kau membuat diriku akan slalu memujamu
Disetiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupmu tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak kan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu kuakan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Oh sayangku Kau begitu, Sempurna ♫
---“Sempurna”,
Andra & the Backbone
...
Tepuk tangan meriah memenuhi Pusat Kegiatan
Mahasiswa (PKM) Universitas Negri Yogyakarta yang diset sebagai tempat audisi
solois dilaksanakan, setelah penampilan Ayat akan ada 34 peserta lainnya yang
sedang menunggu giliran. Ayat sudah turun dari panggung, beberapa suara
perempuan terdengar sedang menyebut dan meneriakkan namanya Ayat.. Ayat.. Ayat..
“Blank, Lo gapapa?” tanya Ditto setelah
memperhatikan sahabatnya termenung agak lama
“Yaelah, Gue biasa aja. Emang gue bakal kenapa?”
“Ya, siapa tau Lo klemer lagi itu cowok nyanyi
didepan Lo”
“Bukan klemer lagi Dit, gue emang selalu klemer
sama doi. Lo tau lah, suara doi masih bikin gue lemah Dit”
“Ahelah, lebay lo ah”
“Ember” jawab Karin sambil mencibir Ditto
sahabatnya
“Mumpung masih nampil, kita makan dulu yuk. Dari
pagi kita belum makan apa-apa ini” ajak Ditto
“Oke deh. Lo traktir gue yak”
“Kagak, nraktir lo ngabisin belanja seminggu gue”
“Pelit”
Ditto dan Karin baru saja akan melangkah menuju
kantin UNY ketika sesosok pria tinggi berdiri dihadapan mereka “Ayat”
“Mau kemana Rei?”
“Kekantin nih, nyari makan, kamu mau ikut?”
“Ga ganggu?”
“Haha apaan sih, biasa aja. Ganggu itu kalau kamu
minta traktir. Ya kan Dit?” jawab Karin sambil bertanya meminta persetujuan
sahabatnya yang disambut dengan anggukan persetujuan Ditto.
“Iya ikut aja lagi, makin rame makin seru. Gue
juga berdua Karin, ya lo tau lah dia makannya mirip monster ngabisin tempat,
ntar disangka orang gue yang makan besar”
“Null” ucap Karin marah
“Oke deh. Yuk Yat” ajak Ditto sebelum sahabatnya
itu benar-benar ngamuk. Diikuti dengan langkah Ayat dibelakangnya sambil
geleng-geleng kepala
...
“Gue mendadak kenyang nih, gue gak makan deh ya”
bisik Karin kepada Ditto sesaat sampai dikantin UNY
“Gak usah lebay lo eek beruang, kalau lo gak
makan gue suruh Ayat balek ke PKM nih gak usah makan bareng kita” terang Ditto
marah. Kebiasaan mereka memang ketika lagi marah, kesal atau sekedar bercanda
mengungkapkan segala hal yang berkaitan dengan hal-hal tidak masuk akal dan
konyol. Seperti : eek beruang, upil kuda,
jigong cacing, dan lain-lainnya.
“Yoi, Oke oke gue makan”
...
Karin memesan nasi goreng porsi kecil, Ditto
sedang mengambil nasi prasmanan dengan lauk yang sudah dapat diduga, Ayam
bakar- sementara Ayat terlihat sedang memesan jus buah naga dan burger porsi
large-
“Rin, lo gak mesen jus”
“Kagak, ini aja gue udah kenyang banget”
“Lo, biasa aja kalau didepan dia. Gue gak suka lo
kayak gini deh. Makin gede kepala aja dia ntar, udah ngebuang lo sementara lo
masih aja cinta sama dia. Ah bego deh”
“Siapa yang bego bang?” tanya Ayat yang ternyata
udah dibelakang mereka
“Oh, Ini nih si Karin. Padahal gue mau nraktir,
dia makannya cuma nasi goreng” cetus Ditto spontan seketika terkejut Ayat sudah
ada dibelakang mereka
“Haha, kalau gitu abang traktir jus ama burger gue
aja”
“Sorry Yat, kita gak kenal” jawab Ditto yang
kemudian disambut gelak tawa ketiganya. Hingga mereka terdiam untuk
menghabiskan makanan yang telah mereka pesan masing-masing.
...
“Rei, Kamu sekarang sibuk apaan?” tanya Ayat
“Biasa, project nulis dia” sambar Ditto
“Apaan sih bang, enggaklah. Aku masih mahasiswa
(Kupu-Kupu) Kuliah-Pulang-Kuliah-Pulang
ga lebih” jawab Karin kemudian “Kamu?”
“Ya biasa, paling ikut lomba nyanyi sana-sini”
“Masih ngamen?”
“Udah enggak, gak ada yang mau nemanin aku”
“Ajak Karin aja Yat, tadi doi bilang kan gak ada
kerjaan selain kuliah” Sodor Ditto
“Kamu mau nemani aku ngamen lagi Rei?”
“Eh, gak gitu jugak. Aku emm Gue, maksudnya aku
gak bisa nemanin kamu”
“Kenapa?”
“Ya gabisa aja. Aku sibuk, kan bang” jawab Karin
sambil menyikut Ditto disebelahnya
“Kita emang sibuk apaan?” tanya Ditto polos
“Acara kita sampai akhir tahun ini masih padat
banget, gue mana ada waktu buat agenda lain” cerocos Karin kepada Ditto “Kamu
nyari teman lain aja, siapa kek. Juna, Putra, Oing, Yona atau Uun. Temen kamu
kan banyak. Ya” sambungnya lagi
“Oh yaudah deh. Tapi kalau kamu ada waktu buat
nemenin aku kabarin ya, nomerku masih yang lama kok ya”
“Ga janji ya” jawab Karin singkat “eh, kita udah
lama banget nih ninggalin PKM, jangan-jangan gue udah dicari banget sama
panitia lain”
“Ye, GR banget kamu Rei” ucap Ayat, sambil mengusap
kepala Karin, Ditto hanya memandang pemandangan dihadapannya tanpa ekspresi.
Terbayang olehnya setelah ini sahabatnya bakal kesenangan sampai beberapa hari
kemudian, bukan hanya gagal move on tapi niat untuk move on nya sudah hancur
berkeping-keping bagaikan sebuah vas bunga yang jatuh kelantai hanya karna
sebuah usapan kepala.
“Nuuuuuul” ucap Karin kemudian
“Gue tau, udah alay-alayan nya ntar aja deh.
Acara kita masih nunggu buat diberesin”
“Nuuuuuuuul”
“Yok balik” ucap Ditto yang kemudian menarik
kencang tangan Karin membuyarkan hayalan indah bakal balik lagi sama Ayat
setelah lomba Solois ini selesai
...
Perlombaan solois selesai Pkl. 22:00 WIB dengan
pemberian hadiah, Reynal Alfaryat. Begitu MC memanggil nama pemenang juara I.
Ayat menebarkan senyum manis dan melambaikan
tangan kearah teman-temannya. Yeah, gue memang pantas digemari, batinnyaa.
Terbayang olehnya setelah ini namanya akan semakin melambung dan dikenal baik
dikalangan fakultasnya maupun oleh kalangan universitas.
Upacara pemberian hadiah berlangsung meriah dan
lancar. Hal seperti ini yang sangat disukainya. Ada banyak ucapan dan selamat
yang bakal dia dapatkan setelah kemenangannya hari ini.
Sekilas dia melihat seorang yang sempat ngebuat
harinya berwarna, perempuan itu tengah membereskan alat-alat yang dipakai untuk
perlombaan barusan. Kamu gak mau ngucapin
apa-apa ke aku Rei?
Karin memandang dan memperhatikan Ayat yang
tengah berfoto bersama juri dan pemenang lainnya sambil membereskan panggung
dan alat-alat lainnya. Tidak terasa setetes air mata mendarat dipipinya.
Kamu gak
pernah berubah, kamu masih sama. Tetap membuatku takjub dan bangga, selalu
sampai kapanpun. Selamat Yat, aku hanya bisa memandangmu menemui kesuksesanmu
tanpa bisa berada disampingmu untuk mendampingi setelah izinku kamu cabut.
“Ciyee, kekasih lo menang tuh Rin” goda Yorri
“Ah ribut, doi menang juga gue gak dapat apa-apa”
“Kenapa? Lo mau dipeluk dia juga?”
“Ngomong apaan sih Lo, gak pakek filter banget tu
mulut”
“Wo wo woooo marah, lanjutkan tu kerjaan lo. Yang
bener jangan mandang kepanggung mulu, ntar kesentrum”
“Iye iyeeee”
...
“Bro, selamat” Ayat menerima uluran tangan,
pelukan, dan tamparan sahabat-sahabatnya yang begitu bahagia atas kemenangan
yang didapatnya.
Ayat berusaha keluar dari kerumunan
sahabat-sahabatnya dan bergegas menuju sasaran sebelum wanita didalam Toyota Yaris
itu kabur. Ia mengetuk kaca mobil sebelum membuka pintunya. Begitu duduk
didalam dan memandang cewek yang ada dibelakang setir, Ayat melongo takjub.
Makin kemilau aja ni cewek. Bola matanya yang
besar dan bulu matanya yang tebal dan lentik. Hidungnya mancung dan bibirnya
yang indah. Serta lesung pipinyaaaa, uhhhh!
“Masih pengen nyalamin cewek-cewek didalam PKM
ya?” melihat ke arah luar mobil
“Kamu cemburu?”goda Ayat
“Enggak lah”
“Mereka gak lebih penting dari kamu Yol” godanya
“Piala yang aku dapat ini buat kamu” lanjutnya kemudian
Fiona mendadak grogi dan salah tingkah dengan
kondisi AC yang sudah menyala. Aduuuh, panas banget Jogja.
Fiona Arista Yola, anak Wakil Rektor I
Universitas Negri Yogyakarta. Yang dikenalnya ketika satu bulan sebelum anniversary
ke dua kalinya sama Karin satu tahun yang lalu.
Terakhir dia mengetahui bahwa gadis itu adalah
putri pertama dari Wakil Rektor I. Kehidupannya yang glamour dan dihadiahkan
dengan banyak barang mewah tidak lantas membuatnya gengsi pacaran dengan seorang
Ayat yang bukan siapa-siapa. Bersama Fiona juga Ayat lebih sering menemaninya
daripada ngamen untuk mencari uang seperti biasanya.
Bersama Fiona juga Ayat dapat tawaran untuk
mengisi live music pada salah satu cafe di Jogjakarta. Meskipun begitu, sesekali
Ayat rindu ingin ngamen dialun-alun kota lagi bersama seorang gadis yang tidak
hentinya memandang wajahnya serta membantunya dalam memegang kotak uang, Karin-
“Nanti malam kamu ku jemput ya” pinta Fiona
“Mau kemana?”
“Temani belanja” rengeknya kemudian
Belanja, ya hanya kalimat itu yang diketahuin
Fiona selain ke Salon. Beda sekali dengan wanita yang sebelumnya. Yang justru
sibuk dengan kegiatan sosial, organisasi dan segala jenis projectnya.
“Iya deh” jawab Ayat
“Yaudah aku pulang ya, kamu jangan lama-lama
ngumpul sama cewek-cewek itu. Aku gak suka”
“Iya My Fairy Beauty” jawab Ayat singkat lalu
keluar dari mobil untuk kemudian kembali kedalam gedung PKM UNY bergabung
bersama teman-teman yang telah menunggu.
“Cewek lo?” tanya Juna
“Yo’i”
“Dia gak mampir?”
“Cemburu katanya gue deket-deket sama cewek
disini” jawab Ayat
“Cewek lo lebay banget deh. Kalau dia tau Karin
ada disini apa ya pendapat nya?”
“Udah deh, gue malas ribut sama dia. Gue capek
ngadapin cewek-cewek. Jangan ngerusak mood gue”
“Iya” jawab Juna singkat “Malam ini kita ke
alun-alun yok. Udah lama juga kita gak nongkrong di alun-alun” ajak Juna yang
kemudian disetujui sama yang lainnya
“Boleh” sambung Laras, wanita berparas Timur
tengah dengan hidung mancung dan pipi tirus.
“Lo bisa kan Yat?” tanya Juna kemudian
“Bisa kok”
“Yeeeeeee” teriak yang lain bahagia tapi tentunya
tidak dengan Ayat, Fiona tidak akan menerima apapun alasan untuk pembatalan
agenda malam ini.
Bagaimana
caranya menjelaskan bahwa aku tidak akan menemaninya ke Mall malam ini? Bathin nya
...
“Hai, aku
mau foto bareng kamu boleh?” tanya Ayat menghampiri Karin yang tengah merapikan
microfon dan sound system
“Foto bareng aku Yat?”
“Iya. Boleh gak nih?”
“Harusnya nih aku yang minta foto bareng sang
juara. Ya boleh lah”
Satu duaaa KLIK.
Satu foto malam itu menjadi foto yang berharga bagi Karin. Seenggaknya ini
adalah foto pertama setelah hubungan mereka berakhir setahun silam.
“Selamat ya Yat, kamu memang pantas menjadi
kebanggaan keluargamu”
“Terimakasih, kapan-kapan aku traktir kamu ya. Banyak
bantuan kamu sampai aku bisa juara”
“Gak usah deh, aku gak bantu apa-apa juga kok”
“Rei...”
“Aku mau ngerjain yang lain dulu ya, tuh pacar
kamu nungguin. Ntar dia pasang pengumuman di televisi dan koran-koran lagi,
berita orang hilang”
“Ada-ada aja kamu Rei, dia gak bareng rombongan
Juna kok”
“Nanti kuhubungi ya” ucap Ayat sedikit berteriak
karna Karin sudah bergerak menjauhinya yang kemudian dibalas dengan isyarat oke
oleh Karin.
...
“Gimana rasanya Foto bareng?” tanya Ditto yang
menyaksikan sesi foto antara sahabat dan mantannya itu
“You know lah what I feel”
“Kelihatan banget lo masih cinta sama tu cowok Rin,
mau sampai kapan lo blak-blakan nunjukin perasaan lo ke doi? Doi juga gak
sebodoh dan sebuta itu untuk bisa ngebaca perasaan lo ke dia. Lo ga bisa natap
dia aja udah menjelaskan perasaan lo ke dia. Lo masih berharap aja sama dia
sampai sekarang. Lo itu sahabat gue, kalau lo sakit gue juga susah. Udah ya,
jangan hobi nyakitin hati lo terus, kasihan hati lo. Lo bisa aja bilang lo
kuat, tapi kasihani hati lo jugak, bego”
“Makasih Null. Gue bakal coba hindarin dia ya.
Lo juga tadi kenapa nyodorin gue kedia buat nemenin doi ngamen”
“Abisnya lo sering banget cerita kepengen ngamen
lagi bareng dia”
“Ya tapi gak gitu juga”
“So?”
“Ribet ngomong sama lo. Satu sisi lo nentang
banget gue deket, nah sisi lain lo maksa gue sama-sama dia”
“Ya gue bisa apa. Kebahagiaan lo itu dia. Gue gak
sepenuhnya benci sama dia. Gue tau mutusin lo dan macarin Yona itu adalah hak
dia. Gue juga tau dia sebenarnya cowok baik, kesalahannya cuman karna ninggalin
lo. Tapi gue juga kesal kalau lo harus sedih karna nerima kenyataan bahwa dia
udah gak bisa lo gapai. Bahwa dia itu kekasih orang”
“Lo emang sahabat terbaik gue Dit, bantu gue ya”
“Bantu apaan?”
“Bantu move on”
“Kalau lo gak niat mah susah”
“Niat gue”
“Gak yakin”
“Percaya deh”
“Ah udah deh, yok pulang. Biar yang lain aja deh
ngeberesin ini, lo udah kerja dari kemarin”
...
Gue bukan
gak ngizinin lo buat temenan sama Ayat Rin, gak akan ada namanya lo benar-benar
nganggap dia teman. Gue yang bakal jamin, lo gak pernah bisa nerima dia buat
jadi teman lo. Gue gak mau lo ngayal terus untuk sesuatu yang ga mungkin bisa
lo gapai lagi. Lo juga tau kalau deket sama dia hanya bisa nyayat luka yang
udah seharusnya kering. Jadi mending lo nerima pait-paitnya kalimat gue
sekarang daripada nanti waktu lo nerima undangan dia sama ceweknya yang
sekarang.
Lo
gak usah nyiksa hati lo terus. Hidup lo indah tanpa harus mikirin hal gak
pantas lo pikirin. Masih ada cita-cita yang bisa buat lo bersinar dengan segala
kelebihan lo. Lo hebat. Dan jangan rusak kehebatan lo itu sama air mata, satu
tahun bukan waktu yang singkat buat lo untuk terus mandang dia dari jauh, bukan
waktu yang singkat buat terus mendoakan dia, buat terus ngasih support yang
udah seharusnya gak ada. Lo harus bangkit, benar-benar hilang dan menghapus
bayang dia.
Bagi
gue Move on lo itu WAJIB dan HARUS. Gak ada kata nangis lagi abis ini Rin. Lupakan.!
Ditto begitu berapi-api ketika berdebat dan
berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Tiada alasan baginya untuk tidak
mengingatkan sahabatnya. Masih teringat ketika dia melihat dengan mata kepala
sendiri betapa terpukul sahabatnya itu di tengah alun-alun kota Jogjakarta
tengah malam. Meskipun dihadapan Ayat dia terlihat begitu tegar dan tak terluka
dengan sikap Ayat yang telah menduakannya, satu tahun silam.
♫Tak pernah aku membayangkannya
Bila insan sedang patah hati
kali ini ku rasakan sesungguhnya
Bila insan sedang patah hati
kali ini ku rasakan sesungguhnya
Siang hari kubagaikan malam
Pelangiku berwarna kan kelam
Inikah yang dinamakan patah hati
Pelangiku berwarna kan kelam
Inikah yang dinamakan patah hati
Tak ingin kujalani
Cinta yang begini
Yang kutau cinta itu indah♫
Cinta yang begini
Yang kutau cinta itu indah♫
--“Yang Kutau Cinta Itu Indah”,
Afgan ft. Nagita Slavina
baca sebelumnya
Sepotong Daun Kering #1
baca selanjutnya
Sepotong Daun Kering #3
baca sebelumnya
Sepotong Daun Kering #1
baca selanjutnya
Sepotong Daun Kering #3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar