1. Sebutkan teori masuknya islam di
Thailand, Myanmar dan Singapura
a.
Thailand
Diperkirakan para penyebar Agama
Islam yang paling banyak datang ke Nusantara diperkirakan sekitar tahun seribu
empat ratusan masehi atau secara berturut datang setelah itu hingga keabad lima
belas dan enam belasan. Dan diduga bahwa penyebar-penyebar tersebut adalah
keturunan bani Abbasyiah. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa Islam
diperkirakan datang ke negara Thailand sekitar pada abad ke-10 atau 11 melalui
jalur perdagangan. Yang mana penyebaran Islam ini dilakukan oleh para guru sufi
dan pedagang yang berasal dari wilayah Arab dan pesisir India. Pendapat
lain ada yang mengatakan Islam masum ke Thailand melalui Kerajaan Samudra
Pasai di Aceh.Salah
satu bukti yang menguatkan pendapat ini adalah ditemukannya sebuah batu nisan
yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik Munah, Pekan Pahang yang
bertepatan pada tahun 1028 M.Dahulu,
ketika Kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan oleh kerajaan Siam (Thailand),
banyak orang-orang Islam yang ditawan, yang mana ketika itu Raja Zainal
Abidin lah salah satu tawanan kerajaan Siam yang kemudian di bawa ke
Thailand. Para tawanan itu akan dibebaskan apabila telah membayar uang tebusan.
Kemudian para tawanan yang telah bebas itu ada yang kembali ke Indonesia dan
ada pula yang menetap di Thailand dan menyebarkan agama Islam di wilayah Thailand Selatan
yangberbatasan langsung dengan Malaysia.Pada
tahap pertama Islam diwarnai da’wahnya dengan Tasawuf dan Mistik setidaknya
sampai pada abad ke-17. Hal ini karena dirasa paling cocok dengan latar
belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi oleh asketisme Hindu-Budha dan
sinkretisme kepercayaan local dan tarekat cenderung lebih toleran dengan
tradisi semacam itu. Sehingga ditemukan bahwa terdapat nama-nama ulama
sufi terkenal sebagai penyebar Islam, diantaranya adalah Syiekh Syafiuddin Ahmad
Ad Dajjani Al-Qusyasyi, beliau adalah seorang keturunan Abbas bin Abdul
Muthalib (paman Nabi Muhammad s.a.w). diceritakan juga bahwa ada dua orang yang
sezaman/bersahabat karib yang sama-sama menjalankan aktivitas dakwah Syeikh
Syafiuddin di Pattani. banyak yang menduga bahwa baliaulah yang pertama
mengislamkan Pattani, barangkali anggapan ini adalah satu kekeliruan karena
Pattani memeluk Islam jauh lebih awal dari kedatangan beliau ke Pattani, bahkan
Pattani dianggap tampat yang telah lama menerima Islam tak ubahnya seperti di
Aceh jugab.
Myanmar
Myanmar yang dulu dikenal dengan
Burma adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Budhha (lebih dari
85%), minoritas Kristen (kurang dari 4,5 %), Hindu (1,5%) yang sebagian besar
tinggal diluar Bandar. Sementara umat Islam berjumlah sekitar 4 % dari
jumlah penduduk diseluruh Myanmar. Populasi muslim terbesar adalah Rohingya
(sekitar 3,5 juta orang). Penduduk muslim sebagian besar tinggal di Rakhine
(dulu Arakan) yang berbatasan dengan Bangladesh. Agama Islam pertama kali tiba
di Myanmar pada tahun 1055 M. Islam mulai menyebar ketika para saudagar
Arab yang beragama Islam ini mendarat di daerah Delta Sungai Ayeyarwady,
semenanjung Tanintharyi, dan daerah Rakhine. Kedatangan umat ini dicatat oleh
orang-orang Eropa, China dan Persia. Populasi umat Islam yang ada di Myanmar
saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan, dan
Melayu. Selain itu beberapa warga Myanmar juga menganut agama Islam seperti
dari Etnis Rakhin dan Shan. Populasi Islam di Myanmar
sempat meningkat pada masa penjajahan Inggris, disebabkan oleh meningkatnya
umat Islam India yang bermigrasi ke Myanmar. Tapi populasi umat islam semakin
menurun ketika perjanjian India-Myanmar ditandatangani pada Tahun 1941.Sebagian
besar muslim di Myanmar bekerja sebagai penjelajah, pelaut, saudagar, dan
tentara. Beberapa diantaranya juga bekerja sebagai penasehat politik kerajaan
Burma. Muslim Persia menemukan Myanmar setelah menjelajahi daerah selatan
China. Umat muslim asli Myanmar disebut Pathi dan muslim China disebut Panthay.
Konon nama panthay berasal dari nama Parsi. Kemudian komunitas muslim bertambah
didaerah Pegu, Tenasserim, dan Pathein. Tapi komunitas muslim ini mulai
berkurang seiring dengan bertambahnya populasi asli di Myanmar. c.
Singapura
Pada
awal abat pertengahan sampai abat ke 19, penduduj islam bertambah banyak, hal
ini tidak terlepas dari peran seorang mubaligh sufi Hadramaut di Yaman dan dari
bagian-bagian selatan India dan cina yang berdagang ke Singapura. Pada saat itu
Singapura terkenal sebagai tempat yang maju yang di
singgahi banyak kapal dari berbagai bangsa-bangsa lain yang menjadikannya
tempat perdagangan. Kemudian pada saat yang bersamaan, islam pun tumbuh dan
berkembang yang di tandai dengan bergolaknya berbagai kegiatan.Pusat
kegiatan islam lebih kurang 80% di mesjid-mesjid yang ada di sana. 1 Juli 1968
di bentuklah MUIS (Majlis Ulama Islam Simgapura) yang mampunyai tanggung jawab
besar atas aktivitas ke agamaan , kesehatan, kesejahteraan, pendidikan,
ekonomi, masyakat dan sejarah kebudayaan islam.Islam
di Singapura disyarkan oleh para ulama dari berbagai bangsa belahan Asia
Tenggara dan benua kecil India yang berdagang ke sana. Seperti Syaikh Ahmad
Haminuddun (Minamgkabau), Syaikh Tuanku Mudo (Aceh), syaikh Ahmad Hminudin,
Syaikh Syed Usman bin Yahya bin Akil (mufti Betawi), Syaikh HabibAli Habsi
(Kwitang, Jakarta), Syaikh Anwar Sribandung (Palembang), syaikh Muhammad Jamil
Jaho (Padang Panjang) dan lain-lain.Masuknya
islam di Singapura boleh di katakana tidak ada hambatan, walaupun ada, itu
magkin hany bagian kecilnya, baik dati segi politik dan birokrasi . muslim di
Singapura mencapai lebih kurang 15% dari jumlah penduduk yaitu, lebihkurang
476.000 orang islam.Orang-oramg
yang berdagang kesana mareka menetap dan bahkan menikahi wanita-wanita yang ada
di sana, sehingga terjadilah sebuah keluarga yang berkembang makin waktu
kewaktu terus berkembang. Ada juga dari para pedagang Arab yang membawa istri
dan anak-anaknya tinggal bermukim di sana. Bagi yang belum membawa keluarga
setelah dapat ongkos mereka baru membawa keluarganya . mereka terus menjadi
orang Arab- Melayu dan “Jawi Peranakan “ yang keturunan India Melayu yang
tersendiri. Orang Arab yang berdagang ke sana memamfaatkan keuntungngan mereka
dengan berbuat amal kebaikan, membangun mesjid, membantu houspital, serta
menganjurkan pertemuan pada tanggal penting islam. Sebagai
keuntungan yang di peroleh orang Arab melalui bayaran pelaksanaan haji. Ketika
bangsa Indonesia di jajah, banya dari masyarakat Indonesia yang pergi haji
melalui Singapura. Persinggahan orang islam yang pergi haji ini seringkali agak
lama. Banyak sebagian dari mereka bekerja baru pulang ke Indonesia dan ada juga
yang menetap di sana. Kehadian orang Arab dan proses pelaksanaan jamah haji meningkatkan keharuman
nergi singapura sebagai sebagai pusat kegiatan islam.Dalam
bukunya, Origins Of Malay
Nationalisme, seorang ahli sejarah William Roff mengatakan bahwa: a) Para penuntut
ilmu agama islam dari seluruh kepulauanb) Yang ingin
melanjutkan pelajaran dalam bidang hikum danc) Asas,
telah pergi ke Mekah atau negri selat, maka ramailahd) Ramailah
para pelajar muda dating ke singapura, bergurue) Dengan
sarjana-sarjanislam yang terlatih dari Timur Tengah.Banyak
buku-buku di terbitkan dan karya-karya agama pada akhir abad ke 19, ini juga
meningkatkan kedudukan islam sebagai pusat islam dan kesastraan. Masyarakat
Jawi Peranakan mengusai pasaran penerbitan dan mereka adalah golongan terdidik. 2. Bagaimanakah perkembangan isu-isu hukum
Islam, pendidikan
dan politik Islam di
negara Singapura,
Brunei Darussalam dan Kamboja jelaskan. (1)
Isu-isu hukum Islama)
SingapuraKodifikasi hukum Islam sangatlah diperlukan di negara manapun
selama di negara itu terdapat umat Islam, agar hukum Islam tersebut tidak
kehilangan keefektifannya, khususnya dalam suatu negara di mana umat Islam dan
non-Islam hidup bersama, baik sebagai mayoritas mapun minoritas. Untuk itulah
dibutuhkan kodifikasi yang lebih baik dari kodifikasi yang telah dibuat oleh
para imam.Disebabkan oleh kebutuhan seperti ini, umat Islam Singapura
berusaha keras untuk mendekati Pemerintah Singapura agar mensahkan suatu
undang-undang yang mengatur Hukum Personal dan Keluarga Islam. Upaya ini
ditempuh melalui perwakilan, baik secara individu maupun melalui organisasi
Muslim, yang bekerja selama bertahun-tahun dan baru pada tahun 1966 Pemerintah
mengeluarkan rancangan Undang-Undang Parlemen dan menerima UU Administrasi
Hukum Islam 1966 (The Administration of Muslim Law Act 1966). Sebelum rancangan
Undang-Undang tersebut diterima, umat Islam dari berbagai suku dan mazhab
diberi kesempatan untuk membuat perwakilan dan diminta untuk menghadap Komite
Pemilihan Parlemen untuk mengungkapkan pandangannya terhadap UU tersebut.UU Administrasi Hukum Islam (AMLA) merupakan Hukum Islam.
Namun demikian, administrasi ini bukanlah Hukum Islam itu sendiri. Akta ini
memberikan ruang yang fleksibel bagi Dewan Agama Islam, Peradilan Agama dan
Pencatat Perkawinan Islam dalam menetapkan hukum syariat b)
Brunei DarussalamPada masa Sultan Hassan (Sultan ke-9) dilakukan beberapa
hal yang menyangkut tata pemerintahan: 1) menyusun institusi-institusi
pemerintahan agama, karena agama memainkan peranan penting dalam memandu negara
Brunei ke arah kesejahteraan. 2) menyusun adat-istiadat yang dipakai dalam
semua upacara, baik suka maupun duka, disamping menciptakan atribut kebesaran
dan perhiasan raja; 3) menguatkan undang-undang Islam, yaitu hukum Qanun yang
mengandung 46 pasal dan 6 bagian. Pada tahun 1888-1983 Brunei di bawah
penguasaan Inggris. Brunei memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 31
Desember 1983. Setelah merdeka, Brunei Darussalam menjadi sebuah negara Melayu
Islam Beraja “ melayu” diartikan dengan unsur-unsur kebaikan dan menguntungkan.
“Islam” diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut negara yang bermadzhab
Ahlussunnah Wal Jamaah sesuai dengan konstitusi dan cita-cita kemerdekaannya.
“Beraja” adalah suatu sistem tradisi melayu yang telah lama ada.Brunei merdeka sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan
ke-29, yaitu Sultan Hasanah Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Panggilan resmi
kenegaraan Sultan adalah “Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda
Sultan dan Yang Dipertuan Negara.” Gelar Mu’izzadin Waddaulah “(penata agama
dan negara) menunjukkan ciri keIslaman yang selalu melekat pada setiap raja
yang memerintah.Sultan telah melakukan usaha penyempurnaan pemerintah,
antara lain dengan membentuk Majelis Agama Islam atas dasar Undang-Undang Agama
dan Mahkamah kadi tahun 1955. Majelis ini bertugas menasehati sultan dalam
masalah agama Islam. Langkah ini yang ditempuh sultan adalah menjadikan Islam
benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya
ideologi negara. Untuk itu, dibentuk jabatan hal ikhwal agama yang tugasnya
menyebarluaskan paham Islam, baik kepada pemerintah beserta aparatnya maupun
kepada masyarakat luas. Untuk kepentingan penelitian agama Islam, pada tanggal
16 september 1985 didirikan pusat Dakwah, yang juga bertugas melaksanakan
program dakwah serta pendidikan pada pegawai-pegawai agama serta masyarakat
luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam. Di Brunei, orang-orang cacat
dan anak yatim menjadi tanggungan negara. Seluruh pendidikan rakyat (dari TK
sampai perguruan tinggi) dan pelayanan kesehatan diberikan secara gratis.
Brunei juga mengembangkan hubungan luar negeri dengan masuk Organisasi
Konferensi Islam, ASEAN, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.Sebelum datangnya Inggris, Undang-Undang yang dilaksanakan
di Brunei ialah Undang-Undang Islam yang telah dikanunkan dengan hukum qanun
Brunei. Hukum Qanun Brunei tersebut sudah ditulis pada masa pemerintahan Sultan
Hassan (1605-1619 M) yang disempurnakan oleh Jalilul jabbar (1619-1652 M).
Pemberian kekuasaan di bidang hukum secara penuh baru
diberikan kepada Inggris setelah ditandatanganinya perjanjian pada 1888 dalam
Artikel VII yang membuat aturan :Bidang kuasa sivil dan jinayah kepada jawatan
kuasa Inggris untuk mengendalikan kes rakyat, kes rakyat asing dari
negara-negara jajahan Inggris dan kes rakyat negara lain jika mendapat
persetujuan kerajaan negara mereka.Bidang kuasa untuk menghakimkan kes yang melibatkan rakyat
Brunei jika rakyat Brunei dalam kes tersebut merupakan seorang penuntut atau
pendakwa. Tetapi jika didalam sesuatu kes tersebut, rakyat Brunei adalah orang
yang dituntut atau didakwa maka kes itu akan diadili oleh Mahkamah Tempatan.c)
KambojaSudah diketahui bahwasannya agama Islam di Kamboja merupakan
minoritas dan mayoritas beragama Budha. Menurut estimasi, terdapat sekitar
700.000 Muslim di Kamboja. Sekitar 80% dari Muslim Kamboja adalah keturunan
etnis Cham. Umat Islam di Kamboja khususnya keturunan etnis
Cham mengikuti mazhab Syafi’I dalam bidang Fiqih, sedangkan dalam bidang Tauhid
mereka mengikuti mazhab Imam Abu Hasan Al-As’ari. Dalam bidang amalih atau peribatan,
mereka mengikuti faham Ahlusunnah wal Jama’ah. Karena itu mereka sangat toleran
dan bisa hidup berdampingan dengan komunitas Budha sebagai agama mayoritas
Kamboja. Mengenai hukum di Kamboja, bisa dibilang lemah. Terutama yang
berkaitan dengan situasi hak-hak Manusia (HAM). Hal ini karena peradilan tidak
berjalan secara independen sebagaimana semestinya dan dasar kebebasan
berekspresi dan berkumpul sedang dibatasi. Sedangkan mengenai hukum Islam di
Kamboja belum terlembagakan. Secara umum, umat Islam di Kamboja menjalankan
syari’at Islam sebagaimana umat Islam di Indonesia terutama hukum keluarga yang
meliputi perkawinan, ruju’, talaq dan warisan.Dalam hal perkawinan, orang-orang Campa di Kamboja tidak
mengijinkan perkawinan antar agama kecuali dengan syarat bahwa pihak yang bukan
Islam masuk Islam. Oleh karena itu, orang-orang Khmer dikatakan tak pernah akan
meninggalkan agama Budha karena tidak mungkin kedua Bangsa akan terpadu.
Sedangkan orang Campa dengan orang Melayu sering terjadi perkawinan. Kalau
dalam hal perceraian, hampir tidak pernah terjadi. Karena perkawinan mereka
hampir selalu subur, akan tetapi orang Campa di Kamboja bertambah banyak
jumlahnya dengan mengangkat anak asing ke dalam sukunya, yaitu anak bangsa
Annam atau lagi-lagi anak Khmer yang diterimanya sebagai pembayaran hutang yang
tak terlunasi dan akan dididiknya dalam agama Islam. Dalam hal sosio-ekonomi, umat Islam di Kamboja dapat bantuan
dari Malaysia yang akan didirikan beberapa institusi khusus bagi sarana
pembangunan insan di negara Indochina yang pernah hancur di bawah kekuasaan
Khmer Merah. Lembaga ini adalah Majelis Mufakat Dakwah Malaysia-Kamboja
(MMDMK). Lembaga ini adalah sebuah organisasi yang mirip seperti Lembaga Tabung
Haji dan akan dibentuk segera dalam usaha membantu umat Islam negara itu
menabung dan menunaikan haji ke tanah Suci Makkah. (2)
Isu-isu pendidikana)
Brunei DarussalamPendidikan
adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan menusia melaui upaya pengajaran dan pelatihan : proses,
perbuatan, cara mendidik Pendidikan juga disebut sebagai sistem training
dan pengajaran yang didesain untuk memberi pengetahuan dan keterampilan. Pendidkan
bukan hanya suatu upaya yang melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud
membawa manusia menjadi sosok yang potensial secara intelektual
melalui transfer of knowledge yang kental . Tetapi proses
tersebut bermuara kepada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika,
dan estetika serta bermoral. Pendidikan Islam menurut Razalinda Under adalah
:satu usaha untuk mengembangkan fitrah manusia sesuai dengan ajaran agama Islam
berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah yang akhirnya akan mewujudkan satu masyarakat
yang bertamadun tinggi, penuh rahmat dan kebahagiaan serta mendapat keredaan
Allah. Pendidikan Islam berusaha untuk mengembangkan semua aspek dalam
kehidupan manusia . Aspek-aspek tersebut meliputi antara lain, spritual,
intelektual, imajinasi, keilmiyahan, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
maka pendidikan bertujuan untuk memadukan paling tidak tiga aspek pada
diri manusia yaitu : aspek intelektual , spritual dan emosional.Term yang biasa
diidentikkan dengan istilah pendidikan adalah pengembangan sumber daya
manusia . Kemajuan suatu bangsa terkadang diukur dengan kualitas sumber daya
manusianya. Oleh karena itu hampir semua negara berusaha secara maksimal untuk
meningkatkan sumber daya manusianya.Brunei Darussalam sebagai sebuah negara sudah barang
tentu akan memperhatikan sumber daya manusianya hal ini selalu ditekankan oleh
para menteri kabinet dalam setiap pidatonya tentang tantangan mengelola
perubahan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintah
Brunei meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia yang menurutnya
terletak pada pelatihan generasi muda. Bahasa Melayu dan Inggris memiliki
penekanan yang sama pada pendidikan dasar dan pelajaran diajarkan dalam bahasa
Inggris. Penekanan pada bahasa Inggris ini diimbangi dengan pengajaran MIB
(Melayu Islam Beraja atau Kerajaan Islam Melayu), seperti ajaran agama Islam,
yang merupakan program pengajaran moral inti di sekolah. Pelajaran satu tahun
dalam bidang MIB terutama diwajibkan untuk mahasiswa . Sekolah-sekolah sekunder
bahasa Arab juga diajarkan sejak pada tahun 1970, dan bagi siswa yang memenuhi
syarat kemudian dikirim ke Al-Azhar University di Kairo. Bruneib Religious
Teachers College (sekolah Guru Agama Brunei) yang didirikan pada tahun 1972,
melatih dan mempersiapkan guru-guru agama yang terampilUniversitas Brunei Darussalam menyelenggarakan pertemuan
ketiganya pada tahun 1991, dan menelorkan 200 lulusannya. Dan sejak
didirikan tahun 1985 lembaga ini telah meluluskan 500 sarjana. Dan pada tahun
1991 telah melakukan MoU dengan University Technologi Malaysia untuk memperkuat
kerjasama dalam bidang pendidikan dan penelitian.Pendidikan formal di Brunei dimulai tahun 1912 dengan
mulai dibukanya Sekolah Melayu di Bandar Brunei (Bandar Sri Begawan sekarang) .
Kemudian dikuti dengan pembukaan sekolah lain tahun 1918 di wilayah
Brunei-Muara, Kuala Belait dan Tutong khusus untuk murid laki-laki berusia 7-14
tahun dengan kurikulum pelajaran mencakup membaca dan menulis dalam bahasa Arab
dan Latin. Sebelumnya tahun 1916, masyarakat Tionghoa telah mendirikan sekolah
sendiri di Bandar Sri Begawan . Baru pada tahunn 1913 Sekolah Dasar
Swasta pertama berbahasa Inggris berdiri di Seria. Sampai dengan tahun 1941,
jumlah sekolah di Brunei mencapai 32 buah yang terdiri dari 24 sekolah Melayu,
3 sekolah swasta Inggris, 5 sekolah Cina dengan jumlah murid 1.714 orang dan
312 orang murid wanitaPada tahun 1966 sekolah Melayu pada tingkat pendidikan
menengah dibuka di Belait, Tahun 1984 kurikulum pendidikan nasional mewajibkan
para siswa untuk menguasai dwibahasa yaitu bahasa Melayu dan bahasa Inggris,
Puncaknya berupa berdirinya Universiti Brunei Darussalam tahun 1985 sebagai
lembaga tertinggi di bidang pendidikan.Prioritas utama pemerintah kerajaan Brunei dalam
pendidikan adalah menuju arah kemajuan dan pembangunan dan pengembangan sumber
daya manusia di era globalisasi, peningktan sektor pendidikan termasuk
pendidikan teknik dan kejuruan di mana kurikulumnya selalu ditinjau ulang.
Program pendidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan
beragama dan menguasai teknologi. Pemerintah telah menetapkan tiga bidang utama
dalam pendidikan yaitu : Sistem dwibahasa di semua sekolah, Konsep melayu
Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah dan Peningkatan serta perkembangan sumber
daya manusia termasuk pendidikan vokasional (kejuruan).Sistem pendidikan di Brunei memiliki banyak kesamaaan
sengan negara lainnya seperti Inggris, Malaysia, Singapura sebagai sesama
negara persemakmuran dan lain-lain. Sistem ini dikenal dengan pola A7-3-2-2
yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan seperti : 7 tahun
tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat atas dan 2
tahun pra-universitas. Pemerintah mengutamakan penciptaan sumber daya manusia
yang berakhlak, beragama, dan menguasai teknologi.Sistem pendidkan Islam telah mengalami perubahan yang
pada awalnya dilakukan secara pribadi oleh para ulama melalui lembaga yang
mereka miliki yang lebih bersifat tidak resmi atau informal. Pendidikan Islam
bagi orang Brunei ditujukan kepada semua lapisan masyarakat tidak hanya untuk
satu-satu kelompok masyarkat saja. Pendidikan tidak boleh hanya berpusat
di Istana-Istana atau di kediaman golongan elite saja , tetapi kini juga
bertempat di masjid-masjid, atau surau-surau, balai-balai ibadat, pondok-pondok
pengajaian agama Islam tidak terkecuali juga di rumah-rumah guru-guru agama.
Kampong Air adalah merupakan pusat pelajaran agama. Pada tahun 1950an
pendidikan Islam belum memiliki kurikulum tersendiri dan tidak terikat dengan
waktu , pengajian hanya bersifat perorangan, tenaga pengajar hanya menerima ehsan dan
pemberian sukarela dari pelajarnya, pelajar-pelajar ini masih didominasi kaum
lelaki. . Namun sekarang pendidikan agama lebih sistimatik,
guru-guru agama harus ditatar di sekolah agama yang dikenal. Pendidkan agama
Islam juga menjadi salah satu mata pelajaran yang diterapkan di seluruh
sekolah. Ajaran agama Islam merupakan program pengajaran moral inti
sekolah-sekolah di Brunei, dan tanpa mengabaikan pelajaran lain termasuk bahasa
Ingggris tetap menjadi penekanan.Pemerintah Brunei senantiasa berusaha
keras untuk memulihkan nafas keislaman dalam suasana politik yang baru. Di
antara langkah-langkah yang diambil adalah mendirikan lembaga-lembaga moderen
yang selaras dengan tuntutan Islam. Disamping menerapkan hukum syariah dalam
pandangan negara. Didirikan pula Pusat Kajian Islam serta lembaga keuangan
Islam.Dr. Haji Awang Asbol Bin Haji Mail mengatakan bahwa
di Brunei kerajaan memainkan peranan penting , dia bada satu pusat dakwah, kita
cuba menerapkan falsafah Islam Melayu kerajaan, memang selaras dengan Islam
memang sudah dibuat kemudian disambung lagi oleh Sultan Hassanaal Bolkiah,
malah setiap keramaian Islam, pegawai-pegawai pekerjaan diwajibkan datang,
dijemput seperti maulid Nabi.[29]Meskipun demikian langkah mengembangkan
Islam dalam sendi-sendi masyarakat tetap berjalan, Prof. Lik Arifin Mansur
Nurdin dosen di Universitas Brunei Darussalam memastikan
bahwa-siswa-siswa yang belajar di Pusat Kajian Islam di sana berinteraksi
satu sama lain dengan mahasiswa dari fakultas lain, sehingga mereka mendapatkan
pandangan yang konprehensif.. Di Universitas Brunei Darussalam ada faculty of
Islamic Studies, jadi digalakkan di fakultas ini ada interaksi, yang di Islamic
Studies juga tahu disiplin lain, yang juga belajar sains juga mengerti apa
prinsip-prinsip Islam mengenai sains, dianggap sebagai satu diskursus yang baik
bukan dipaksakanSelanjutnya akan diuraikan perkembangan
sekolah di Brunei, sekolah menengah agama Islam Shamsuddiniah, merupakan
sebuah sekolah menengah agama . Sekolah ini terletak di Kampung Parit Medan,
Kundang Ulu, Muar. Tempatnya yang jauh dari kesibukan bandar ini memberikan
satu keistimewaan kepada sekolah ini, di mana ia sering menjadi pilihan ibu
bapak yang mau memberikan anak-anak mereka didikan agama yang sempurna
disamping untuk mengelakkan mereka dari gejala sosial yang kian meruncing
dewasa ini. Kalau
ditelusuri ke belakang sejak dekade awal penjajahan British, maka akan
kelihatan bahwa kebanyakan masyarakat Islam mendapatkan pendidikan secara tidak
formal sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Anak mendapatkan pendidikan
dari para ulama ketika itu, untuk memenuhi tuntutan agama, agar setiap
umatnya mendapatkan dapat menuntut ilmu agama, maka didirikanlah Madrasah
Shamsuddiniah Assalafiah pada tahun 1940, selepas mendapat kelulusan daripada
jabatan Agama Islam Johor (JAIJ) pada 12 Mei tahun yang sama.Seperti umunya madrasah di negara lain
, pelajaran yang diajarkan di Madrasah Shamsuddiniah adalah pelajaran agama
seperti : tauhid, fikih, Hadis, nahwu, saraf dan lain-lain. Menjelang tahun
1956, meskipun dengan fasilitas yang seadanya sekolah ini diminati
oleh masyarakat .Madrasah ini juga melakukan perubahan kurikulum mengikuti
sistem pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah-sekolah Arab negeri Johor
ketika itu.. Dengan terjadinya kurikulum tersebut maka Madrasah Shamsuddiniah
dengan nama resminya didaftarkan sebagai Sekolah Menengah Agama (Rendah) negeri
Johor di Jabatan Agama Johor madrasah ini didaftarkan di bawa JAIJ untuk
menentukan kedudukannya sebagai institusi yang sah.Memperhatikan
perkembangan sebagai sebuah institusi pendidikan yang baru dikenali, madrasah
ini pada awalnya hanya mempunyai satu bangunan sekolah yang mampu menempatkan
lebih dari 50 orang pelajar laki-laki dalam suasana yang terbatas
Sistem pendidikan yang berorientasikan pondok ini senantiasa
melaksanakan pendidikan meskipun kondisinya masih sangat kekurangan, namun
demikian semangat para murid tetap menikmati kondisi ini. Dengan keadaan
seperti ini mereka dapat menguasai bahasa Arab dengan baik ditambah
dengan penggunaan bahasa Jawa dan bahasa Melayu sebagai medium komunikasi.
b)
SingapuraPendidikan islam di Singapura di sampaikan para ulama yang berasal
dari negeri lain di Asia Tenggara atau dari Negara Asia Barat dan dari benua
kecil India. Para ulama tersebut diantaranya ialah Syaikh Khatib Minangkabau,
Syaikh Tuanku Mudo Wali Aceh, Syaikh Ahmad Aminuddin Luis Bangkahulu, Syaikh
Syed Usman bin Yahya bin Akil (Mufti Betawi), Syaikh Habib Ali Habsyi (Kwitang
Jakarta), Syaikh Anwar Seribandung (Palembang), Syaikh Mustafa Husain (Purba
Baru Tapanuli), Syaukh Muhammad Jamil Jaho (Padang Panjang) dll.Seperti di Negara lain, pendidikan agama Islam di Singapura
dijalankan mengikuti tradisi dan sistem persekolahan modern. Sistem
tradisional, mengikuti pola pendidikan Islam berdasarkan sistem persekolahan
pondok Malaysia dan Patani atau pesantren di Indonesia.Adapun sistem modern adalah melalui sistem sekolah yang
merujuk ke Mesir dan Barat, yang dikenal dengan madrasah, sekolah Arab atau
sekolah agama. Ada
empat madrasah terbesar di Singapura sampai saat ini, yaitu :a.
Madrasah al-Junied
al-Islamiyyah, didirikan pada bulan muharam 1346H (1927M) oleh pangeran
Al-Sayyid Umar bin Ali al-Junied dari Palembang. Mata pelajaran yang diajarkan
dimadrasah ini adalah ilmu Hisab, Tarikh, Ilmu Alam, Bahasa Melayu, Bahasa
Inggris, Sains, Sastra Melayu dan mata pelajaran lainnya.b.
Madrasah al-Ma’arif,
didirikan pada tahun 1940-an. Pengasuh madrasah ini adalah lulusan universitas
al-Azhar, Mesir dan dari kawasan Asia Barat.c.
Madrasah Wak Tanjung
Al-Islamiyyah, didirikan pada tahun 1955d.
Madrasah Al-Sago (atau
Al-Saqaf), didirikan pada tahun 1912 diatas tanah yang diwaqafkan oleh Sed
Muhammad bin Sed Al-Saqof.Pendidikan merupakan standarisasi penilaian secara tidak
langsung yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengkategorisasikan maju
tidaknya sebuah Negara. Singapura dilihat dari faktor pendidikan tekanan bagi
kaum muslim dan Melayu di Singapura sungguh-sungguh nyata. Ini terlihat dari
meningkatnya pendidikan dan kemajuan ekonomi yang telah dicapai orang-orang
Singapura lainnya khususnya orang-orang China yang mayoritas di negara itu.Tekanan tersebut nampak nyata dalam tulisan-tulisan dan
studi-studi yang dilakukan komunitas Muslim-Melayu sepanjang tahun 1980-an.
Dilatarbelakangi sensus penduduk 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang Melayu
Singapura tertinggal di belakang etnis lain, dalam status sosial ekonomi, diskursus
publik kembali diaktifkan organisasi-organisasi muslim seperti Majlis Pusat
untuk menggerakkan pesan bahwa jalan keluar bagi kaum muslim adalah
meningkatkan pendidikan dan kompetensi profesional. Sejalan dengan seruan itu
adalah himbauan dari pemimpin-pemimpin muslim dan aktivitas-aktivitas yang
berorientasi islam agar menanggulangi status sosial ekonomi mereka dalam
kerangka dan prinsip-prinsip islam.Sejauh menyangkut masalah pendidikan walau sejak tahun
1970-an pesan pentingnya pendidikan (khususnya pendidikan tinggi) sebagai
katalis bagi kehidupan yang lebih layak bagi etnis Melayu telah disuarakan oleh
organisasi-organisasi Melayu, kembali di intensifkan pada tahun 1981. Pada
tahun itu pula didirikan Majelis Pendidikan Anak-Anak Muslim (MENDAKI) yang
mengarahkan kegiatannya pada masalah pendidikan bagi anak-anak muslim. Pemimpin
melayu muslim sangat berhasil dalam menarik dukungan yang besar, bukan hanya
dari perhimpunan-perhimpunan atau kelompok-kelompok Melayu-muslim, tapi juga
dari pemerintah. Status majlis itu kemudian meningkat menjadi yayasan tahun
1982 setelah majelis sukses melaksanakan ‘Kongres tentang Pendidikan Anak-Anak
Muslim’, suatu kesempatan di mana Perdana Menteri menyampaikan suatu key note
addres.Selain itu pembentukan MENDAKI juga mempercepat kehadiran dan
publikasi bahan-bahan dan karya-karya pendidikan bagi minoritas di Singapura.
Karya tersebut disajikan dalam seminar dan konferenai-konferensi dan
artikel-artikel yang dipublikasikan oleh MENDAKI dan lembaga-lembaga muslim
lainnya seperti MUIS dan JAMIYYAH. MENDAKI misalnya, menerbitkan a collection
of mendake papers (1982), suatu kompilasi dari sekitar sepulus proyek yang
mencakup bermacam-macam masalah yang berkaitan dengan pendidikan bagi kaum
muslim, dan MUIS menerbitkan jurnal yang pertama kali tentang masalah-masalah
kaum muslim di Singapura, Fajar Islam tahun 1988 yang bertujuan untuk memahami
perkembangan sosial ekonomi dan politik yang mempengaruhi kaum muslim Singapura
dan menelaahnya secara cermat, obyektif dan analitik.Mencermati masalah keterpurukan pendidikan minoritas muslim
(Melayu) dari etnis Cina (non islam lain) di Singapura, terlihat bahwa etnis
Cina cenderung memiliki prestasi pendidikan, dimana dengan terdapatnya halangan
dan rintangan dalam pencapaian stabilitas sosio ekonomi seseorang individual
melalui pendidikan Singapura periode 1959-1980, dimana kondisi ekonomi etnis
China memang sudah mapan sebelum perang, akan diwarisi anak-anak mereka,
sehingga pendidikan mereka juga cenderung lebih tinggi dan lebih mapan,
ditambah lagi basis bahasa inggris yang mereka kuasai.Hal semacam ini, justru terdapat bagi kebanyakan etnis melayu
(muslim), karena pada periode 1960-1970 an, 60% perhasilan perkapital penduduk
melayu tergolong ekonomi lemah (rendah), sementara China hanya 40%
terkategorikan penduduk miskin.Kondisi dan fakta ini, tentunya tercermin pula
dalam penyaluran pendidikan di antara anak-anak muslim dengan etnis China dalam
rangka memasuki sekolah menengah. Pada tahun 1983 60% pelajar-pelajar melayu
disalurkan kealiran sekolah rendah (biasa), sedangkan etnis cina sebanyak 40%.Selain jurang ekonomi yang mempengaruhi semua penduduk
Singapura terdapat faktor lain yang unik kepada orang melayu dan menyababkan
merekan lebih rugi dari pada orang cina. tahun 1965, kurang lebih 50% pelajar
melayu mendaftarkan diri dalam program pendidikan yang diajar dalam bahasa
melayu. Sungguhpun pendidikan inggris cepat sekali menjadi popular
setelah kemerdekaan singapura dari Malaysia pada 1965, para pelajar yang
mulanya berbasis melayu, terpaksa mengundurkan diri. Sedangkan para pelajar
melayu yang layak dan cukup kredibel dalam memasuki pendidikan menengah
dipindahkan kealiran inggris dimana merekan tidak mempunyai persediaan dan
kesiapan dari segi bahasa. Bagi sebagian kecil pelajaran Melayu yang layak ke
Universitas banyak yang bingung dalam mengambil atau memperdalam ilmu mereka
melalui kursus-kursus professional dan sains yang semuanya diajar dalam bahasa
inggis. Mereka sama sekali tidak diperkenangkan untuk mengambil kursus-kursus
itu, sehingga ketika mereka telah tamat dari Universitas dan ingin
berkerja dengan melamarkan Ijazah yang mereka peroleh, sering kali peluang bagi
para siswa aliran Melayu mendapat perlakuan yang kurang adil. Hal ini
sebenarnya juga dialami oleh etnis China, mereka juga diperlakukan sebagaimana
etnis Melayu, akan tetapi keunggulan China dari Melayu adalah mereka memiliki
alternalif yang dapat menjembatani anak-anak mereka untuk bekerja di
sektor-sektor ekonomi yang menggunakan bahasa China.Madrasah, Masjid, dan LSM Lembaga pendidikan Islam (madrasah) dikelola secara modern
dan profesional, dengan kelengkapan perangkat keras dan lunak. Dari seluruh
madrasah Islam (sebanyak enam buah, seluruhnya di bawah naungan MUIS), sistem
pendidikan diterapkan dengan memadukan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
Keenam madrasah itu adalah madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah, madrasah Al-Maarif
Al-Islamiah, madrasah Alsagoff Al-Islamiah, madrasah Aljunied Al-Islamiah,
madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah. Waktu penyelenggaraan belajar mengajar dimulai dari pukul
08.00 hingga 14.00. Lama waktu ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum dan
non-madrasah. Agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi, maka di setiap
madrasah dibangun laboratorium komputer dan internet, serta sistem pendukung
pendidikan audio converence. Selain dilengkapi fasilitas internet, setiap
madrasah juga mempunyai server tersendiri bagi pengembangan pendidikan modern.
"Murid dibiasakan dengan teknologi, terutama teknologi internet. Setiap
hari, mereka diberi waktu dua jam untuk aplikasi dan pemberdayaan
internet," jelas Mokson Mahori, Lc, guru di madrasah Al Junied Al
Islamiyah. Sayangnya, pendidikan Islam baru ada dalam institusi TK hingga
madrasah Aliyah (SMU). Untuk perguruan tingginya hingga kini belum ada. Manajemen yang sama juga diterapkan dalam pengelolaan masjid.
Tidak seperti yang dipahami selama ini, bahwa masjid hanya sebatas tempat
ibadah mahdhoh an sich (shalat lima waktu dan shalat Jumat). Tetapi, masjid di
negeri sekuler ini, benar-benar berfungsi sebagaimana zaman Rasulullah, sebagai
pusat kegiatan Islam. Saat ini di Singapura terdapat 70 masjid. Selain tempatnya
yang sangat bersih dan indah, juga di ruas kanan dan kiri di setiap masjid
terdapat ruangan-ruangan kelas untuk belajar agama dan kursus keterampilan.
Berbagai disiplin ilmu agama diajarkan setiap siang dan sore hari. Kegiatan
ceramah rohani usai juga diajarkan usai shalat shubuh atau maghrib. Aktivitas lainnya, diskusi berbagai masalah kontemporer dan
keislaman. Diskusi ini biasanya diadakan oleh organisasi remaja di setiap
masjid. Dewan pengurus setiap masjid juga menerbitkan media (majalah dan
buletin) sebagai media dakwah dan ukhuwah sesama muslim. Berbeda dengan di
negara lainnya, para pengurus masjid digaji khusus, dan memiliki ruangan
pengurus eksekutif laiknya perkantoran modern. Keberadaan lembaga swadaya masyarakat Islam (LSM) juga tak
kalah pentingnya dalam upaya menjadikan muslim dan komunitas Islam negeri itu
potret yang maju dan progresif. Berbagai LSM Islam yang ada terbukti berperan
penting dalam agenda-agenda riil masyarakat muslim. Saat ini, tidak kurang dari sepuluh LSM, di antaranya adalah:
Association of Muslim Professionals (AMP), Kesatuan Guru-Guru Melayu Singapura (KGMS),
Muslim Converts Association (Darul Arqam), Muhammadiyah, Muslim Missionary
Soceity Singapore (Jamiyah), Council for the Development of Singapore Muslim
Community (MENDAKI), National University Singapore (NUS) Muslim Society,
Perdaus (Persatuan dai dan ulama Singapura), Singapore Religious Teachers
Association (Pergas), Mercy Relief (Center for Humanitarian), International
Assembly of Islamic Studies (IMPIAN), dan Lembaga Pendidikan Alquran Singapura
(LPQS).Seluruh lembaga dan sistem manajemen profesional ini
ditujukan bukan saja pada terbentuknya kualitas muslim dan komunitas Islam yang
maju, moderat dan progresif, tetapi juga potret yang mampu berkompetisi dan
meningkatkan citra Islam di tengah pemandangan global yang kurang baik saat
ini. Model demikian inilah yang kini terus diperjuangkan agar Islam yang rahmat
menjelma dalam kehidupan masyarakat Singapura.c)
KambojaMuslim
di Kamboja mencapai 321 ribu jiwa. Mayoritas Muslim di Kamboja adalah Sunni
bermadzhab Syafi’i yang kebanyakan tinggal di provinsi Kampong Cham, Provinsi
dengan luas wilayah 9.799 km2 itu ditinggali 1.680.694 jiwa (2008).Sebelum
kemenangan Khmer Merah pada 1975, komunitas Muslim Kamboja sebenarnya terdiri
dari kaum Cham dari bekas kerajaan Champa di Vietnam yang runtuh pada 1470 M.
Kaum Cham pada mulanya diislamkan oleh para pedagang dan pengrajin dari Arab
dan India. Kaum tersebut berimigrasi dalam jumlah besar ke Kamboja pada abad
ke-15.Selain kaum etnis Cham, Muslim Melayu dari Indonesia dan kawasan yang
sekarang bernama Malaysia juga memasuki Kamboja pada abad yang sama. Kaum Arab,
kaum imigran dan Anak Benua India, dan pribumi yang masuk Islam juga menjadi
bagian dari komunitas Muslim di Kamboja saat ini. Mereka tersebar di seluruh
wilayah Kamboja, terutama di sepanjang Mekong, dekat Ibu Kota Phnom Battambang.
Muslim Kamboja rata-rata bekerja di bidang perdagangan, pertanian, dan
perikanan.Dalam
Ensiklopedia Oxford: Dunia Islam Modern (2002) disebutkan, praktik dan
kepercayaan Muslim di Kamboja mirip dengan Muslim di Asia Tenggara ortodoks
lainnya. Mereka cenderung mengikuti praktik-praktik religius secara lebih teratur
dibanding Muslim Vietnam.Pada
1975, sebelum pembantaian Khmer Merah, terdapat antara 113 dan 120 masjid
dengan sekitar 300 guru agama dan 300 khatib. Banyak di antara guru-guru
tersebut yang belajar di Malaysia dan universitas-universitas Islam di Kairo,
India atau Madinah.Perkembangan
Islam dan komunitas Muslim di Kamboja tidak terlepas dari peran negara-negara
Islam lain. Keberadaan para Salafi dan Wahabi di sana misalnya, seperti ditulis
Bjorn Blengsli, adalah hasil dari pendanaan yang dilakukan Islamic Development
Bank yang berlokasi di Jeddah, Liga Muslim Dunia (Rabithah al-’Alam
al-Islamiy), serta sejumlah organisasi di Arab Saudi dan Kuwait yang mendanai pendirian
sekolah-sekolah Islam di Kamboja.Alat
penting dalam menanamkan pemahaman agama di Kamboja adalah pengembangan
sekolah. Kebanyakan sekolah baru di sana adalah madrasah, pesantren dengan
pembelajaran yang lebih jauh dan mendalam tentang teks-teks Islam. Hingga 2005,
jumlah pemukiman Muslim di Kamboja telah mencapai 417 desa, dengan rata-rata
tiga hingga tujuh sekolah Islam di setiap desa(3)
Isu-isu politika)
SingapuraSingapura merupakan Republik parlementer dan telah menetapkan
perwakilan demokrasi sebagai sistem politik negara. Memiliki sistem Westminster
yang mewakili berbagai konstituen. Kekuasaan yang berdaulat terletak pada
cabinet dan dipimpin oleh perdana mentri. Pemilihan presiden lebih pada
pendekatan seremonial, namun panggilan pada persoalan hukum semata-mata
terletak pada Parlementer Singapura.Dengan sistem Westminster seperti model Parlementer dari
Inggris. Sistem menetapkan pedoman untuk operasi legislative. Kepala Negara
yang berdaulat memegang kekuasaan eksekutif. Kepala Negara memainkan peranan
penting dalam menjalankan urusan Negara seperti perdana menteri yang
ditunjukkan oleh kepala Negara. Lembaga yang lebih rendah diparlemen memiliki
kewenangan untuk mencabut pemerintahan lewat mosi tidak percaya atau peraturan
sejenisnya untuk menstabilkan scenario politik. Sebuah
sistem multi partai dan badan pembuat undang-undang yang dipilih memperlancar
fungsi sistem politik Singapura. Unicameralism adalah sistem politik yang
memiliki satu legislative atau satu majelis parlemen.b)
Brunei DarussalamKerajaan Brunei Darussalam adalah
negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut berdasar hukum islam
dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,
merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh
Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang
gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala
negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan
sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah
tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan
status yang dihormati di dalam negeri.Brunei
tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan
bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun
1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan
oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling
stabil dari segi politik di Asia.Pertahanan
Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris di mana
terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan
keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara
tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak
pemberontakan yang terjadi pada awal dekad 1960-an. Pemberontakan itu
dihancurkan oleh laskar-laskar Britania Raya dari Singapura.Brunei
memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan
negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga
terlibat konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN
(kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan Myanmar), RRC dan Republik Cina. Selain
itu terlibat konflik perbatasan laut dengan Malaysia terutama masalah daerah
yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di Sarawak,
seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan Labuan,
termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia.
Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat
internasional.c)
KambojaPolitik nasional di Kamboja mendapat tempat
ketika pembuatan konstitusi nasional di tahun 1993. Pemerintahan adalah monarki
konstitusional dan dijalankan sebagai demokratik parlementer.Sistem parlemen Kamboja adalah bikameral. Dimana
dibagi menjadi dewan rendah, majelis nasional, atau Radhsphea dan
sebuah dewan tinggi, senat, atau Sénat. 123 kursi anggota majelis
terpilih untuk masa jabatan 5 tahun. Senat mempunyai 61 kursi, dua diantaranya
dipilih oleh raja dan dua lainnya oleh majelis nasional, dan sisanya dipilih
melalui pemilihan umum di 24 provinsi di Kamboja. Masa jabatan senat adalah 6
tahun.Partai Rakyat Kamboja adalah partai utama di
Kamboja. Partai ini menempati 73 kursi di majelis nasional dan 43 kursi di
senat. Oposisi Partai Sam Rainsy adalah partai terbesar kedua di Kamboja dengan
26 kursi di majelis nasional dan 2 kursi di senat. Kamboja merupakan salah satu
negara dengan pemerintahan terkorup di dunia.3.
Apa
yang dimaksud dengan Sufisme? Sebutkan factor-faktor munculnya gerakan-gerakan
sufisme Islam, Jelaskan.
a. Pengertian
Sufisme
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin,
untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan
zuhud (menjauhi hal duniawi) dan
perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
Tarekat (berbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa
tradisi. Pemikiran Sufi muncul di Timur
Tengah padaabad ke-8,
sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.
b.
Faktor- faktor munculnya gerakan Sufisme serta pembagian tasawuf atau SufismeA. Tasawuf
AkhlaqiTasawuf
akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau
budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan,
tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan
mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan
oleh ulama’ lama sufi.Dalam
pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang
tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah. Oleh karena
itu pada tahap-tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan
melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah
mengusai hawa nafsu, menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila
mungkin- mematikan hawa nafsu sama sekali oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi
mempunyai tahap sistem pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:1. TakhalliTakhalli merupakan langkah pertama yang harus
di lakukan oleh seorang sufi.Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari
perilaku dan akhlak tercela. Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak
menyebabkan akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada
urusan duniawi.
2. TahalliTahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi
diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji.
Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari
akhlak-akhlak tercela. Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat
eksternal (luar) maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah
kewajiban-kewajiban yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan
adapun yang bersifat dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan
kepada Tuhan.
3. TajalliUntuk
pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka
rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata tajallibermakna
terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ-organ
tubuh –yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa
melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa
ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan dengan
kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan
menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.B. Tasawuf
FalsafiTasawuf
Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf dan
filsafat atau yang bermakana mistik metafisis, karakter umum
dari tasawuf ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa
tasawuf seperti ini: tidak dapat dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti
sesungguhnya, karena teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat,
juga tidak dapat dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena
teori-teorinya juga didasarkan pada rasa. Hamka menegaskan juga bahwa tasawuf
jenis tidak sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya.
Tasawuf seperti ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh
karena itu, mereka gemar terhadap ide-ide spekulatif. Dari kegemaran
berfilsafat itu, mereka mampu menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas
tentang ide-ide ketuhanan.C. Tasawuf
Syi’iKalau
berbicara tasawuf syi’i, maka akan diikuti oleh tasawuf sunni. Dimana
dua macam tasawuf yang dibedakan berdasarkan “kedekatan” atau “jarak” ini
memiliki perbedaan. Paham tasawuf syi’i beranggapan, bahwa manusia dapat
meninggal dengan tuhannya karena kesamaan esensi dengan Tuhannya karena ada
kesamaan esensi antara keduanya. Menurut ibnu Khaldun yang dikutip oleh
Taftazani melihat kedekatan antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i. Syi’i
memilki pandangan hulul atau ketuhanan iman-iman mereka.
Menurutnya dua kelompok itu mempunyai dua kesamaan.D. Perkembangan
Tasawuf Akhlaqi, Falsafi, Syi’iPada
mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman tentang makna-makna
intuisi-intuisi Islam. Sejak zaman sahabat dan tabi’in kecenderungan orang
terhadap ajaran Islm secara lebih analistis sudah muncul. Ajaran Islam
dipandanga dari dua aspek, yaitu aspek lahiriah (seremonial) dan aspek
batiniah(spritual), atau aspek “luar” dan aspek “dalam”. Pendalaman dan aspek
dalamnya mulai terlihat sebagai hal yang paling utama, namun tanpa
mengabaikankan aspek luarnya yang dimotifasikan untk membersihkan jiwa.
Tanggapan perenungan mereka lebih berorientasi pada aspek dalam, yaitu cara
hidup yang lebih mengutamakan rasa, keagungan tuhan dan kebebasan egoisme.Perkembangan
tasawuf dalam Islam telah mengalami beberapa fase: pertama, yaitu
fase asketisme (zuhud) yaitu tumbuh pada abad pertama dan kedua hijriah. Sikap
asketisme (zuhud) ini banyak dipandang sebagai pengantar kemunculan tasawuf.
Pada fase ini, terdapat individu-individu dari kalangan-kalangan muslim yang
lebih memusatkan dirinya pada ibadah. Mereka menjalankan konsepsi asketis dalam
hidupnya, yaitu tidak mementingkan makanan, pakaian, maupun tempat tinggal.
Mereka lebih banyak beramal untuk hal-hal yang berkaitan dalam kehidupan
akhirat, yang menyebabkan mereka lebih memusatkan diri pada jalur kehidupan
atau tingkah laku yang asketis. Tokoh yang sangat populer dari kalangan mereka
adalah Hasan AL-Bashri (wafat pada 110 H) dan Rabiah Al-Adawiah (wafat pada 185
H). kedua tokoh ini sebagai zahid.Pada
abad ketiga hijriah, para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang
berkaitan tentang jiwa dan tingkah laku. Perkembangan dan doktrin-doktrin dan
tingkah laku sufi ditandai dengan upaya menegakkan moral ditengah terjadinya
dekadensi moral yang berkembang saat itu. Sehingga ditangan mereka, tasawuf pun
berkembang menjadi ilmu moral keagamaan atau ilmu akhlak keagamaan. Pembahasan
mereka tentang moral, akhirnya, mendorongnya untuk semakin mengkaji hal-hal
yang berkaitan tentang akhlak.Kajian
yang berkenaan dengan akhlak ini menjadikan tasawuf terlihat sebagai amalan
yang sangat sederhana dan mudah dipraktekkan oleh semua orang. Kesederhanaannya
dilihat dari kemudahan landasan- landasan atau alur befikirnya. Tasawuf pada
alur yang sederhana ini kelihatannya banyak ditampilkan oleh kaum salaf.
Perhatian mereka lebih tertuju pada realitas pengamalan Islam dalam praktek
yang lebih menekankan perilaku manusia yang terpuji.Kaum
salaf tersebut melaksanakan amalan-amalan tasawuf dengan menampilakan akhlak
atau moral yang terpuji, dengan maksud memahami kandungan batiniah ajaran Islam
yang mereka nilai benyak mengandung muatan anjuran untuk untuk berakhlak
terpuji. Kondisi ini mulai berkembang di tengah kehidupan lahiriah yang sangat
formal namun tidak diterima sepenuhnya oleh mereka yang mendambakan konsistensi
pengamalan ajaran Islam hingga aspek terdalam. Oleh karena itu, ketika mereka
menyaksiakn ketidakberesan perilaku (akhlak) di sekitarnya. Mereka menanamkan
kembali akhlak mulia. Pada masa itu tasawuf identik dengan akhlak.Kondisi
tersebut kurang lebih berkembang selama satu abad, kemudian pada abad ketiga
hijriah, muncul jenis tasawuf lain yang lebih menonjol pemikiran ekslusif.
Golongan ini diwakili oleh Al-Hallaj, yang kemudian dihukum mati karena
manyatakan pendapatnya mengenai hulul (pada 309 H). Boleh
jadi, Al-hallaj mengalami peristiwa naas seperti itu karena paham hululnya
ketika itu sangat kontrofersial dengan kenyataan di masyarakat yang tengah
mengarungi jenis tasawuf akhlaqi. Untuk itu, kehadiran Al-Hallaj dianggap
membahayan pemikiran umat. Banyak pengamat menilai bahwa tasawuf jenis ini
terpengaruh unsur-unsur di luar Islam.Pada
abad kelima hijriah muncullah Imam Al-Ghazali, yang sepenuhnya hanya menerima
taswuf berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah serta bertujuan asketisme, kehidupan
sederhana, pelurusan jiwa, dan pembinaan moral. Pengetahuan tentang tasawuf
berdasarkan tasawuf dikajinya dengan begitu mendalam. Di sisi lain, ia
melancarkan kritikan tajam terhadap para filosof, kaum Mu’tazilah dan Batiniyah.
Al-Ghazali berhasil mengenalkan prinsip-prinsip tasawuf yang moderat, yang
seiring dengan aliran ahlu sunnah waljama’ah, dan bertentangan
dengan tasawuf Al-Hajjaj dan Abu Yazid Al-Busthami, terutama mengenai soal
karakter manusia.Sejak
abad keenam hijriah, sebagai akibat pengaruh keperibadian Al-Ghazali yang
begitu besar, pengaruh tasawuf Sunni semakin meluas ke seluruh
pelosok dunia Islam. Keadaan ini memberi peluang bagi munculnya para tokuoh
sufi yang mengembangkan tarikat-tarikat untuk mendidik para
murid mereka, seperti Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i (wafat pada tahun 570 H) dan
Sayyid Abdul Qadir Al-Jailani (wafat pada tahun 651 H).Sejak
abad keenam Hijriah, muncul sekelompok tokoh tasawuf yang memadukan tasawuf
mereka dengan filsafat, dengan teori mereka yang bersifat setengah-setengah.
Artinya, tidak dapat disebut murni tasawuf, tetapi juga juga tidak dapat
disebut murni filsafat. Di antara mereka terdapat Syukhrawadi Al-Maqtul (wafat
pada tahun 549 H) penyusun kitab Hikmah Al-Isyraqiah, syekh
Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi (wafat pada tahun 638 H), penyair sufi Mesir, Ibnu
Faridh wafat pada tahun 632), Abdul Haqq Ibnu Sab’in Al-Mursi(meninggal pada
tahun 669 H), serta tokoh-tokoh yang lainnya yang sealiran. Mereka banyak
menimba berbagai sumber dan pendapat asing, seperti filsafat Yunani dan
khususnya Neo-Platonisme. Mereka pun banyak mempunyai teori mendalam mengenai
jiwa, moral, pengetahuan, wujud dan sangat bernilai baik ditinjau dari segi
tasawuf maupun filsafat, dan berdampak besar bagi para sufi mutakhir.Dengan
munculnya para sufi yang juga filosof, orang mulai membedakannya dengan tasawuf
yang mula-mula berkembang , yakni tasawuf akhlaqi.Kemudian, tasawuf akhlaqi ini
didentik dengan tasawuf sunni. Hanya saja, titik tekan
penyebutan tasawuf sunni dilihat pada upaya yang dilakukan
oleh sufi-sufi yang memegari tasawufnya dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan
demikian terbagi menjadi dua, yaitu sunni yang lebih
berorientasi pada pengokohan akhlak , dan tasawuf falsafi, yakni
aliran yang menonjolkan pemikiran-pemikiran filosofis dengan ungkapan-ungkapan
ganjilnya (syathahiyat) dalam ajaran-ajaran yang dikembangkannya.
Ungkapan-ungkapan syathahiyat itu bertolak dari keadaan yang fana menuju
pernyataan tentang terjadinya penyatuan ataupun hulul.Tasawuf
akhlaqi(sunni), sebagaimana dituturkan Al-Qusyairi dalam Ar-Risalah-nya,
diwakili para tokoh sufi dari abad ketiga dan keempat Hijriayah, Imam
Al-Ghazali, dan para pemimpin thariqat yang memadukan taswuf
dengan filsafat, sebagaimana disebut di atas. Para sufi yang juga seorang
filosof ini banyak mendapat kecaman dari para fuqaha akibat
pernyataan-pernyataan mereka yang panteistis. Di antara fuqaha yang
paling keras kecamannya terhadap golongan sufi yang juga filosof ini ialah Ibnu
Taimiah (wafat pada tahun 728 H).Selama
abad kelima Hijriah, aliran tasawuf sunni terus tumbuh dan
berkembang. Sebaiknya, aliran tasawuf filosofis mulai
tenggelam dan muncul kembali dalam bentuk lain pada pribadi-pribadi sufi yang
juga filosof pada abad keenam hijriah dan seterusnya. Tenggelamnya aliran kedua
ini pada dasarnya merupakan imbas kejayaan aliran teologi ahlu sunnah
wal jama’ah di atas aliran-aliran lainnya. Dia antara kritik keras,
teologi ahlu sunnah wal jama’ah dialamatkan pada keekstriman
tasawuf Abu Yazid Al-Busthami, Al-Hallaj, para sufi lain yang
ungkapan-ungkapannya terkenal ganjil, termasuk kecamannya terhadap semua bentuk
berbagai penyimpangan lainnya yang mulai timbul di kalangan tasawuf. Kejayaan
taswuf Sunni diakibatkan oleh kepiawaian Abu Hasan Al-Asy’ari
(wafat 324 H) dalam menggagas pemikiran Sunninya terutama dalam bidang ilmu
kalam.Oleh
karena itu, pada abag kelima Hijriah cenderung mengalami pembaharuan, yakni
dengan mengembalikannya pada landasan Al-Quraan dan As-Sunnah. Al-Qusyairi dan
Al-Harrawi dipandang sebagai tokoh sufi paling menonjol pada abad ini yang
member bentik tasawuf Sunni. Kitab Ar-Risalah
Al-Qusyairiahmemperlihatkan dengan jelas bagaiman Al-Qusyairi mengembalikan
landasan tasawuf pada doktrin ahlu sunnah. Dalam penilaiannya,
ia menegasakan bahwa para tokoh sufi aliran ini membina prinsip-prinsip tasawuf
atas landasan tauhid yang benar sehingga doktrin mereka terpelihara dari
penyimpangan. Selain itu mereka lebih dekat dengan tauhid kaum salaf maupun ahlu
sunnah yang menakjubkan. Al-Qusyairi secara implisi menolak para sufi
yang mengajarakan syahadat, yang mengucapkan ungkapan penuh
kesan tentang terjadimya perpaduan antara sifat-sifat ketuhanan, terutama sifat
terdahulu-Nya, dengan sifat-sifat kemanusiaan, khususnay sifat baru-Nya. Sumber
buku dan Informasi:1. Jurnal kalimah, Volume: 4 Nomor: 2 September
2006, artikel ditulis oleh Drs. H. Rif’at Husnul Ma’afi, M.Ag
2. Majalah Gontor, Edisi 10 Tahun VI, Februari
2009/Shafar 1430.
3. Abdullah, Hawash, Perkembangan Ilmu
Tasawwuf & Tokoh-Tokohnya di Nusantara, Al-Ikhlas, Surabaya, 1980.
4. Syahid, Ahamad M.A (et.al.) Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam: Asia Tenggara,PT. Ikhtiar Baru Van Hoove, Jakarta.
5. Azra, Azyumardi.2000.Renaisans Islam Asia Tenggara.Bandung:
PT. Remaja Roesdakarya.
6. Saifullah.2010. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
7. M Ali Kettani. 2005. Minoritas Muslim di Dunia
Dewasa Ini.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
8. Saiful Muzani.1993. Pembangunan dan Kebangkitan
Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Pustaka LP3ES.
9. Ali Kettani, M, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa
Ini, terj-MuslimMinorities in The Word Today, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005
10. Sejarah Islam Asia Tenggara, Drs. Dardiri husni, MA, Imam
Hanafi, MA,Dr. Helmiati, M.Ag, Hendri Sayuti, M.Ag, Institute for Southeast
Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska-Riau, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar