Mereka,
calon keluargaku...
Aku
bertemu dengan tiga orang lainnya delegasi UIN dan UR untuk silahturahmi dan
membicarakan tentang seragam kelompok. Untuk pertama kalinya Aku melihat secara
langsung wajah wajah keluarga baruku yang kelak akan hidup bersamaku selama
30 hari.
Pertama
sekali mengenal mereka, Aku dan Alfu berangkat bersama dari Panam untuk menuju
rumah Fitri yang terletak di Jalan Ahmad Yani Pekanbaru.
“Desi” ucapku sembari mengulurkan tangan
untuk berkenalan dengan seorang yang berpenampilan layaknya mahasiswa UIN SUSKA
Riau. Celana dasar, Kemeja dan menyandang tas ransel.
“Zanni” balasnya menyambut uluran
tanganku “Langsung berangkat kita des?”
“Oke Fu, Aidil sudah sampai di rumah Fitri
ya?” tanyaku
“Iya, udah makan kue lebaran pulak dia disitu
kata Fitri” sambung Alfu
“Haha, Aidil” jawabku singkat
Kami
berangkat menuju rumah Fitri sesuai perjanjian kemarin malam untuk meet up membahas apa yang sementara bisa
kami bahas. Juga makan-makan menjadi agenda yang sudah dijadwalkan untuk hari
ini. Orangtua Fitri sudah memasak lebih untuk kami.
“Fit, Kami sudah masuk Gg. Masjid nih. Rumah
kamu dimananya?” tanyaku via Telfon
“Oh, sebelum rumah pagar Orange belok Kiri ya
Des” jawab suara diujung telfon “Aku
tunggu didepan rumah nih” sambungnya lagi
Aku
mengikuti instruksi Fitri yang memberi tahukan alamat rumahnya. Fitri sudah
menunggu didepan pagar rumahnya. Manisnya
perempuan ini batinku
“Desi” ucapku kemudian mengulurkan tangan
“Fitri” jawabnya singkat
“Masuk Des, Fu” ucapnya mempersilahkan
Kami
masuk
“Assalamualaikum” ucap kami berdua dan
langsung melihat kearah Aidil yang duduk manis dikursi tamu rumah Fitri. Mulut
dan kedua tangannya tengah memegang makanan khas lebaran. “hmm, dil dil” tawaku meledak ketika melihat manusia kelaparan didepanku.
“Udah gak makan berapa hari Dil?” tanyaku
kemudian
“Gratis Des, harus dihabiskan nih”
jawabnya sembarangan
“Gratis sih Dil, tapi itu bukan untuk Kamu
semua. Buat tamu lainnya juga” sambung Alfu
“Gak ada tamu yang mau lebaran kesini lagi
kok teman-teman. Tenang aja” karangnya
“Sok tau lo dil” sambung Alfu lagi
“Udah lama sampai Dil?” tanyaku
“Liat aja makanan yang habis udah sebanyak
apa Des, jadi bisalah dibayangkan berapa lama dia disini” sambar Fitri
disambut gelak tawa kami bertiga
“Noh Dil, kamu diusir sama yang punya rumah”
sambungku
“Usirnya nanti aja Fit, siap makan siang ya”
jawab Aidil masa bodoh
Setelah
makan siang bersama dirumah fitri kami lanjutkan dengan mencari baju untuk
kelompok di sekitar pasar pusat. Sebelum pergi kami menyempatkan diri untuk
berfoto bersama. Inilah hasil foto bersama tengah hari itu.
...
Dalam
masa menunggu seluruh peserta hadir dan berkumpul dilapangan bola Universitas
Riau. Aku, Fitri, Alfu dan Aidil menunggu delegasi UBB (Bangka Belitung) sampai.
Sudah sejam lalu sejak Agung mengabarkan telah berada di Bandara International
Sultan Syarif Kasim Riau. Beberapa menit kemudian Agung turun dari bus. Aidil
dan Alfu membantunya membawa barang ketenda yang telah disediakan.
Kami
berkenalan dan menurutku Agung anaknya pendiam. Beda dengan isi chatnya yang
asyik dan bersahabat. Apa mungkin karna ini adalah pertemuan pertama sehingga
dia masih canggung bersama kami.
Ketika
akan kembali kekos untuk menjemput barang bawaanku aku berpapasan dengan
seorang yang aku kenal didunia maya. Namanya Dewi Bunga Sari mahasiswa IPB
(bogor). Salah satu keluarga baruku. Wajahnya manis dan bersahabat. Ingin aku
menyapanya namun aku masih belum begitu yakin, ya siapa tau ada perempuan lain
yang mirip dengannya. Dia juga tidak begitu mengenalku, jadi susah juga jika
kujelaskan bahwa kita adalah keluarga diposko kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar