Teluk Binjai Punya Cerita #4



Sayonara Batalyon 132 Wira Bima...

Subuh sekali kami sudah disuruh untuk mengumpulkan barang bawaan kami. Mencari bus yang akan mengantarkan kami menuju lokasi KKN. Untuk kabupaten pelalawan kami tidak mendapatkan jatah menggunakan bus pariwisata karena memang kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dimasuki bus pariwisata. Sudah tergambarkan olehku seperti apa desa kami nanti mengingat pernyataan pak Suwondo tentang kondisi jalanan menuju desa Teluk Binjai.
Aku dan Fitri dibantu oleh Alfu, Aidil untuk mengangkut barang bawaan menuju bus. Dikejauhan Aku melihat Abidah dan Bunga sedang berjalanan bersama menuju bus. Lantas aku langsung mengambil tas tentengan mereka untuk diangkut kemobil. Lalu terlihat Imroaatun yang kemudian hari kami panggil dengan sebutan Mbak Iim. Lalu tiga sekawan Koko, Adrian dan Ojik. Gampang sekali menemukan seluruh anggota kelompok desa Teluk Binjai karena kami menggunakan baju yang sama. Hijau Toscanya KKN Kebangsaan.
Serine panjang telah dibunyikan pertanda kami sudah harus berkumpul dilapangan Kartika, melakukan upacara pelepasan mahasiswa KKN Kebangsaan menuju desa tujuan. Pemberian pengarahan oleh ketua pelaksana tentang teknis lapangan selama masa KKN. Penyampaian uang saku yang akan diberikan untuk setiap kelompok sebagai dana melaksanakan program sesuai dengan tema KKN Kebangsaan.
Petualangan kami dalam masa pendidikan oleh tentara militer telah berakhir. Hari ini kami akan melihat wajah desa yang sering kami sebut dalam chat dan juga rapat kelompok. Hari ini perjalanan disebuah desa pilihan panitia KKN Kebangsaan akan dimulai.
Setelah upacara pelepasan peserta memasukin Bus yang akan membawa menuju daerah masing-masing. Dikawal oleh tentara militer selama perjalanan menuju Teluk Binjai. Sepanjang jalan keluar tentara militer memberikan senyuman dan lambaian tangan kepada kami semua didalam bus. Terlihat ketua pelaksana Pak Suwondo, Ketua LPPM UR, Rektor UR, Rektor UIN, Danton, Danki dan pembimbing barak.
Sampai jumpa dilain kesempatan Bapak dan Ibu tentara. Terimakasih telah membantu kami selama masa pembekalan. Indonesia kami membutuhkan militer hebat yang begitu mencintai tanah airnya seperti kalian. Hidup yang kalian korbankan demi tanah air. Tidak hanya tentang uang, tidak banyak yang sanggup menjadi tentara”
Perjalanan kami dimulai..
Menyelusuri jalan lintas Pekanbaru-Pelalawan. Rasa lelah dan kantuk yang kami rasakan belum sebanding dengan rasa lelah yang akan kami rasakan nanti dilokasi KKN. Mengubah mindset masyarakat untuk tidak lagi membakar lahan bukanlah hal mudah. Menghentikan asap diRiau hanya dalam waktu sebulan masih menjadi hal hampir mustahil. Jika untuk merubah kondisi tidak sanggup bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan hilang asap dengan sedikit kontribusi hari ini.
Ibaratkan menambah setetes air dalam sebuah gelas berisi air. Meskipun diisi setetes, tidak akan ada perubahan yang berarti secara kasat mata pada gelas tersebut namun secara perlahan dan pasti air akan bertambah tanpa disadari. Begitulah perjuangan kami di desa Teluk Binjai. meskipun masyarakat tidak serta merta langsung berubah mindset tentang cara membuka lahan dengan cara bakar. Namun lama kelamaan mereka akan berubah (Pak Syafrinaldi - dosen pembimbing KKN)

Tidak ada komentar: